IslamToday ID — Kapal perang Angkatan Laut Amerika Serikat (AS) dan kapal perang Angkatan Laut China hampir bertabrakan di Laut Cina Selatan. Peristiwa ini terjadi saat kapal angkatan laut kedua negara berlayar dengan jarak hanya 100 meter saja.
“Peristiwa semacam itu menunjukkan kurangnya kepercayaan politik antara kedua militer.” demikiran menurut seorang sumber dari militer China pada South China Morning Post (SCMP), Selasa (16/6/2020).
Akan tetapi, sumber militer China tersebut tidak mengungkapkan lokasi tepatnya dimana insiden provokatif itu terjadi, dan hanya mengatakan itu terjadi di wilayah yang disengketakan di Laut China Selatan.
Perstiwa ini terjadi bertepatan dengan makin memanasnya ketegangan antar kedua negara di kawasan Asia. Baik AS maupun China semakin meningkatkan kehadiran dan aktifitas militernya di wilayah yang di sangketakan banyak negara tersebut.
Sementara itu, perlu diketahui, Amerika Serikat baru-baru ini mengerahkankan dua kapal induknya ke Laut China Selatan, yakni USS Theodore Roosevelt dan USS Nimitz.
Sedangkan, China juga melakukan hal yang sama dengan mengerahkan Dua kapal induk milik Angkatan Laut Tentara Pembebasan Rakyat China, Liaoning dan Shandong, kedua kapal induk telah beroperasi di kawasan Laut Asia Tenggara itu.
Insiden peristiwa hampir bertabrakan kedua kapal perang AS-China tersebut dianggap banyak pihak sebagai ajang unjuk kekuatan masing-masing pihak. Para analis khawatir kecelakaan sesungguhnya mungkin terjadi sehingga akhirnya memicu lahirnya konflik militer.
“Perilaku provokatif semacam ini sepenuhnya didorong oleh kebutuhan politik yang ditujukan untuk menunjukkan tekanan dan menunjukkan kekuatan.” jelas Hu Bo, Direktur Pusat Studi Strategi Kelautan di Universitas Peking.
“Tapi, itu bisa menjadi kecelakaan dan menyebabkan konflik skala kecil dan dapat dikendalikan dengan rekan-rekan China mereka.” imbuhnya.
“Namun, bagaimana Anda bisa memprediksi dan mengendalikan konsekuensi dari perang?”, tukas Hu Bo.
Aksi Angkatan Laut AS-China ini menuai kecaman dari Lu Li-Shih, mantan Instruktur Akademi Angkatan Laut di Taiwan. Lu Li-Shih mengatakan bahwa semua kapal perang harus menerapkan kode angkatan laut untuk pertemuan yang tidak direncanakan di laut untuk menghindari konflik.
Li-Shih mendesak agar para perwira angkatan laut China dan AS membuat pelatihan untuk memastikan pertemuan itu tidak terjadi.
“Kapal perang seharusnya hanya berjarak 100 meter untuk pengisian bahan bakar atau pelatihan.” jelasnya.
“Langkah berisiko seperti itu terjadi ketika kedua belah pihak melakukannya dengan sengaja.”[IZ]