(IslamToday ID) – Pusat Pengendalian Pertahanan Nasional Rusia menyatakan militer negaranya mengawasi dengan cermat gerak-gerik Angkatan Laut Amerika Serikat (AS) yang sudah tiba di Laut Hitam.
Kapal USS Oak Hill milik AS telah berlabuh dan memasuki Laut Hitam dan bergabung dengan kapal perang AS lainnya. Demikian dilaporkan media Ukraina pada Jumat (19/6/2020).
Laporan itu muncul sehari setelah Angkatan Laut AS menyatakan dalam siaran pers bahwa USS Oak Hill telah memulai berlayar ke utara menuju Laut Hitam. Kapal itu hendak melakukan operasi keamanan maritim dan memperkuat hubungan dengan mitra regional dan sekutu.
Angkatan Laut AS menambahkan bahwa kapal itu akan bergabung dengan kapal perusak rudal USS Porter, yang sudah memasuki Laut Hitam pada awal pekan ini.
Menurut siaran pers, misi USS Oak Hill yaitu memperkenalkan kemampuan kapal yang dinamis dan kemampuan tanggap krisis tim Korps Marinir di Laut Hitam untuk pertama kalinya. Selain itu, juga membawa misi tambahan yaitu untuk memperkuat keamanan dan stabilitas kawasan.
Pusat Kontrol Pertahanan Nasional (NDCC) Rusia menyatakan pada hari Rabu bahwa pada 17 Juni USS Porter telah memasuki Laut Hitam, sehingga serangkaian tindakan sedang diambil oleh pasukan Distrik Militer Selatan Rusia seperti pemantauan. Militer siap untuk menanggapi kemungkinan terjadinya situasi darurat di Laut Hitam.
Pernyataan itu menyusul Kementerian Pertahanan Rusia yang mengatakan pada awal Juni mereka telah melibatkan jet tempur untuk mencegat pesawat pembom strategis Angkatan Udara B-1B AS yang sebelumnya terlihat di langit Laut Hitam dan Baltik.
Panglima Angkatan Udara AS di Eropa dan Komandan Angkatan Udara Afrika (USAFE) Jenderal Jeff Harrigian mengatakan pesawat B-1B AS bergabung dengan jet tempur Polandia, Rumania, Yunani, dan Ukraina, dalam sebuah misi yang mencerminkan komitmen terhadap sekutu sambil memberikan pesan peringatan pada musuh.
Moskow telah berulang kali mendesak AS dan NATO untuk mengurangi patroli rutin di dekat perbatasan Rusia di Laut Hitam dan Baltik, serta pangkalan Rusia di Suriah. Patroli rutin itu juga dinilai telah meningkatkan eskalasi dan dapat memperburuk hubungan kedua belah pihak.
Namun, NATO tetap mengabaikan kekhawatiran Moskow dan tetap melakukan latihan tempur dan pemboman berskala besar berulang kali di dekat perbatasan Rusia. Secara teratur mereka juga memeriksa pertahanan udaranya dengan pesawat mata-mata dan drone. [wip]