(IslamToday ID) – Para pemberontak di Yaman berhasil mengambil alih dan mengontrol penuh pulau yang dikenal dengan nama Galapagos di Samudera Hindia. Hal ini semakin memperumit konflik berkepanjangan di Yaman.
Socotra, pulau utama di kepulauan Teluk Aden terkenal karena flora dan fauna. Separatis Dewan Transisi Selatan mengumumkan pada hari Sabtu (20/6/2020) bahwa mereka telah menggulingkan gubernurnya.
Pemerintah Yaman yang diakui secara internasional menuduh mereka melakukan kudeta. Yaman terperosok dalam konflik besar sejak pemberontak Houthi yang bersekutu dengan Iran mengambil alih ibukota, Sanaa, pada akhir 2014.
Sebuah koalisi yang dipimpin Arab Saudi, termasuk Uni Emirat Arab (UEA), mendukung pemerintah Presiden Abd-Rabbu Mansour Hadi melawan Houthi.
Tetapi aliansi anti-Houthi itu sendiri telah retak, setelah Southern Transitional Council (STC) mendeklarasikan pemerintahan sendiri di kota pelabuhan Aden dan provinsi selatan pada bulan April, sehingga melanggar kesepakatan damai dengan pemerintah.
Presiden Hadi menuduh STC berperilaku seperti genk setelah mereka menyita fasilitas pemerintah di Socotra. Gubernur Ramzy Mahrous mengatakan, separatis menyerbu ibukota Hadibo.
Para separatis mengatakan kepada kantor berita AFP bahwa mereka mengambil kendali setelah terjadi bentrokan dengan pasukan pemerintah. Pejabat senior Salem Abdullah al-Socotri berbicara tentang normalisasi situasi.
Pemerintah telah mendesak koalisi Saudi untuk memaksa STC mengembalikan perjanjian damai pembagian kekuasaan tahun lalu. Namun Saudi belum berkomentar.
Socotra, lebih dari 350 km (220 mil) tenggara dari daratan Yaman, adalah situs Warisan Dunia UNESCO yang terkenal karena kekayaan alamnya yang terkenal, termasuk Pohon Darah Naga. Kepulauan ini terletak di jalur pelayaran utama yang menghubungkan Eropa dan Asia.
Konflik Yaman yang lebih luas telah menewaskan puluhan ribu orang dan jutaan orang terlantar. [wip]