(IslamToday ID) – India mengusir separuh dari staf Kedutaan Besar Pakistan di New Delhi dan menuduh para diplomat itu melakukan kegiatan mata-mata dan berhubungan dengan terorisme.
Menurut Kementerian Luar Negeri India, New Delhi juga akan mengurangi jumlah staf diplomatiknya dengan jumlah yang sama di ibukota Pakistan, Islamabad.
Hubungan antara kedua negara berkekuatan nuklir tersebut memanas setelah India mengusir dua staf diplomatik Pakistan tiga minggu lalu. Mereka dituduh berusaha mendapatkan informasi tentang pergerakan pasukan India.
Media India menyatakan langkah terbaru itu dipicu oleh dugaan penganiayaan terhadap dua anggota staf India di Islamabad.
Pekan lalu, pemerintah India menuduh Pakistan menculik dua pria staf diplomatiknya. Akan tetapi Pakistan mengatakan mereka ditahan oleh polisi setelah menabrak seorang pejalan kaki saat mengemudi.
Menurut surat kabar Hindustan Times, masing-masing dari kedua negara memiliki kekuatan yang disepakati 110 staf di kedutaan masing-masing, meskipun jumlah saat ini sebenarnya sekitar 90 orang.
“Mereka (staf Pakistan) terlibat dalam tindakan spionase dan mempertahankan hubungan dengan organisasi teroris,” demikian menurut Kementerian Luar Negeri India seperti dikutip BBC, Rabu (24/6/2020).
Hindustan Times juga melaporkan bahwa Pakistan terlibat dalam kampanye berkelanjutan untuk mengintimidasi para pejabat Kedutaan India di Islamabad agar tidak menjalankan fungsi diplomatik mereka yang sah.
Menolak Tuduhan
Kementerian Luar Negeri Pakistan menyatakan pada hari Selasa (23/6/2020), pihaknya sepenuhnya menolak tuduhan bahwa stafnya di New Delhi telah melanggar kesepakatan diplomatik. “Pakistan juga menolak sindiran para pejabat Komisi Tinggi India di Islamabad,” demikian bunyi pernyataan kementerian.
“Kampanye kotor pemerintah India terhadap Pakistan tidak dapat mengaburkan kegiatan ilegal di mana pejabat Komisi Tinggi India ditemukan terlibat,” tambah pernyataan itu.
Pernyataan itu merujuk pada peristiwa kecelakaan lalu lintas pada 16 Juni di Islamabad yang diduga dua pejabat India terlibat dan melarikan diri.
Pekan lalu, pemerintah Pakistan menolak pernyataan India bahwa kedua diplomat India telah diculik secara paksa. Pihak Pakistan mengatakan orang-orang itu terlibat dalam kecelakaan lalu lintas tabrak lari dan telah dipulangkan karena proses hukum selesai.
Pernyataan Pakistan pada hari Selasa mengatakan itu adalah Islamabad dan bukan New Delhi, yang telah memerintahkan pengurangan 50 persen untuk kehadiran diplomat India di ibukota Pakistan.
Kedua negara mengatakan pengurangan staf harus dilakukan dalam waktu tujuh hari. Komisi tinggi Pakistan di New Delhi diizinkan memiliki hingga 106 personel, tetapi dalam beberapa bulan terakhir Islamabad menguranginya menjadi sekitar 80.
Lepaskan Merpati
Eskalasi permusuhan terbaru dimulai ketika New Delhi mengusir dua pejabat kedutaan Pakistan pada 31 Mei karena tuduhan mata-mata. Namun tuduhan New Delhi itu dibantah Islamabad dan dianggap tidak berdasar.
Bulan lalu polisi India melepaskan seekor merpati milik seorang nelayan Pakistan setelah penyelidikan menemukan bahwa burung itu, yang terbang melintasi perbatasan kedua negara, tidak terlibat dalam kegiatan mata-mata.
Ketegangan semakin tinggi setelah India pada bulan Agustus membatalkan status semi-otonomi Kashmir yang mayoritas penduduknya beragama Islam dan memberlakukan pengamanan besar-besaran.
Kashmir diperebutkan antara India dan Pakistan setelah tahun 1947 wilayah itu memperoleh kemerdekaan dari Inggris. India dan Pakistan sama-sama mengklaim Kashmir sebagai wilayahnya.
Pasukan pemerintah India juga telah melakukan banyak operasi militer di Kashmir sejak lockdown nasional diberlakukan pada akhir Maret, hingga menewaskan puluhan pejuang.
New Delhi menyalahkan Islamabad karena mempersenjatai dan melatih pemberontak sebelum mengirim mereka ke Kashmir yang dikuasai India. Namun, Pakistan membantah tuduhan itu. [wip]