(IslamToday ID) – Ledakan hebat melanda area di sekitar situs nuklir di Natanz, Iran pada hari Kamis (2/7/2020).
Juru bicara Organisasi Energi Atom Iran, Kamalvandi mengklaim insiden kebakaran terjadi di dekat fasilitas pengayaan nuklir bawah tanah Natanz dan tidak mempengaruhi operasi sentrifugal ataupun menyebabkan pelepasan radiasi.
Menurutnya, bangunan yang terkena dampak kebakaran adalah gudang industri yang berada di atas tanah dan bukan bagian dari fasilitas pengayaan nuklir bawah tanah. Ia minta semua pihak tidak perlu khawatir atas insiden tersebut.
“Ada kerusakan fisik dan finansial. Kami sedang menyelidiki untuk menilainya,” kata Kamalvandi kepada stasiun televisi pemerintah Iran yang dilansir kantor berita IRNA, Jumat (3/7/2020).
“Selanjutnya, tidak ada gangguan dalam pekerjaan situs pengayaan. Alhamdulillah, situs ini melanjutkan pekerjaannya seperti sebelumnya,” ujarnya seperti dikutip di Sputniknews.
Namun, para analis percaya kebakaran dan ledakan menghantam pabrik produksi sentrifugal di fasilitas pengayaan nuklir bawah tanah Natanz. Fasilitas itu dikenal sebagai situs yang paling dijaga ketat di seluruh Republik Islam Iran setelah tindakan sabotase sebelumnya di sana.
Kantor berita IRNA tidak melaporkan penyebab kebakaran, namun menerbitkan komentar yang membahas kemungkinan sabotase oleh negara-negara musuh seperti Israel dan Amerika Serikat (AS), setelah ledakan terbaru lainnya di negara itu.
“Republik Islam Iran sejauh ini telah berusaha untuk mencegah krisis intensif dan pembentukan kondisi dan situasi yang tidak dapat diprediksi,” tulis kantor berita tersebut.
“Tapi penyeberangan garis merah Republik Islam Iran oleh negara-negara yang bermusuhan, terutama rezim zionis dan AS, berarti bahwa strategi harus direvisi.”
Kobaran api terjadi mulai pukul 14.00 waktu setempat di sudut barat laut kompleks Natanz di Provinsi Isfahan, Iran tengah. Itu merupakan data yang dikumpulkan oleh satelit Administrasi Kelautan dan Atmosfer Nasional AS yang melacak kebakaran dari luar angkasa.
Gambar-gambar yang kemudian dirilis oleh media pemerintah Iran menunjukkan sebuah bangunan dua lantai dengan tanda hangus dan atap tampaknya hancur. Puing-puing di tanah dan pintu yang tampak hancur engselnya diduga akibat ledakan yang disertai kebakaran.
Fabian Hinz, seorang peneliti di James Martin Center for Nonproliferation Studies di Middlebury Institute of International Studies di Monterey, California, mengatakan situs kebakaran sesuai dengan fasilitas produksi sentrifugal yang baru dibuka.
Hinz mengatakan ia mengandalkan gambar satelit dan program televisi pemerintah untuk fasilitas nuklir untuk menemukan bangunan yang terdampak, yang terletak di sudut barat laut Natanz.
David Albright dari Institute for Science and International Security juga mengatakan kebakaran terjadi di fasilitas produksi. Institusi sebelumnya menulis laporan tentang pabrik baru dengan mengidentifikasi dari gambar satelit saat sedang dibangun.
Para pejabat nuklir Iran tidak menanggapi permintaan konfirmasi terkait komentar para analis. Namun, kata Hinz, kerusakan pada fasilitas itu akan menjadi kemunduran besar. “Kebakaran itu sangat, sangat mencurigakan,” ujarnya.
“Itu akan menunda sedikit kemajuan teknologi sentrifugal di Natanz,” kata Hinz. “Setelah Anda melakukan penelitian dan pengembangan, Anda tidak dapat membatalkan penelitian dan pengembangan itu. Menargetkan mereka akan sangat berguna untuk musuh-musuh Iran.”
Natanz juga dikenal sebagai Pilot Fuel Enrichment Plant, adalah salah satu situs yang sekarang dipantau oleh Badan Energi Atom Internasional (IAEA) setelah perjanjian nuklir Iran tahun 2015 dengan kekuatan dunia. Kesepakatan itu membuat Iran setuju untuk membatasi pengayaan uraniumnya dengan imbalan pencabutan sanksi ekonomi. [wip]