(IslamToday ID) – Perayaan Hari Kemerdekaan Amerika Serikat (AS) atau perayaan 4 Juli yang dipusatkan di Gunung Rushmore berubah menjadi kekacauan. Bahkan, kekacauan terjadi sebelum dihadiri Presiden Donald Trump.
Para demonstran terlibat bentrok dengan polisi bersenjata lengkap di luar lokasi perayaan. Para demonstran dipukul mundur dengan gas air mata ketika mereka mencoba untuk memblokir acara tersebut.
Trump berencana untuk mengadakan perayaan 4 Juli di Gunung Rushmore akhir pekan ini meskipun terjadi peningkatan tajam kasus virus corona.
Trump akan tiba di Dakota Selatan pada hari Jumat (waktu AS) di mana akan ada pertunjukan kembang api di monumen tersebut. Pertunjukan itu tidak menggubris kritik dari kepala petugas pemadam tentang bahaya yang ditimbulkan oleh acara tersebut.
Trump kemudian akan melakukan perjalanan kembali ke Washington DC pada hari Sabtu untuk melihat jalan layang militer di National Mall dan pertunjukan kembang api. Pemerintahan Trump mengatakan itu akan menjadi penampilan terbesar dalam hidup.
Sementara itu, rencana di gedung Capitol akan tetap berjalan meskipun ada keberatan dari Walikota Washington, Muriel Bowser.
Para kritikus mengatakan situs Gunung Rushmore adalah simbol penindasan Konfederasi, yang telah dibangun di atas tanah yang dicuri dari suku-suku asli AS dalam situasi kekerasan.
Perayaan yang direncanakan di Gunung Rushmore telah membuat jengkel sejumlah pihak di AS, setelah pendukung politik Trump mengatakan acara itu akan berlangsung tanpa jarak sosial.
Gubernur Republik Dakota Selatan, Kirsti Noem mengatakan masker wajah akan tersedia di acara tersebut, tetapi social distancing tidak akan dilakukan. “Kami memberi tahu orang-orang yang khawatir mereka bisa tinggal di rumah,” katanya seperti dikutip dari Foxnews, Sabtu (4/7/2020).
Sekitar 7.500 orang diperkirakan akan menghadiri acara tersebut. Kelompok-kelompok aktivis telah lama mempermasalahkan monumen Gunung Rushmore yang sebelumnya dikenal sebagai kawasan Black Hills.
Daerah itu diberikan kepada Lakota Siuox dalam sebuah perjanjian, tetapi kemudian diambil dari mereka secara paksa pada tahun 1870-an.
Dua dari empat wajah yang diukir di Gunung Rushmore (George Washington dan Thomas Jefferson) juga merupakan pemilik budak.
Diharapkan Trump akan berbicara tentang pengunjuk rasa yang ia klaim sedang berusaha untuk “menghancurkan” AS. Trump akan mengkritik mereka yang berusaha “menghancurkan” sejarah AS dengan “membatalkan budaya”.
“Massa sayap kiri dan orang-orang yang berlatih membatalkan budaya terlibat dalam perilaku totaliter yang benar-benar asing bagi kehidupan Amerika, dan kita tidak boleh menerimanya,” kata pejabat itu.
Itu terjadi setelah Trump menghabiskan beberapa hari belakangan ini men-tweet tentang monumen dan patung yang dihancurkan di AS. [wip]