(IslamToday ID) – Sebuah video yang diduga tindak kekejaman pemerintah China terhadap muslim Uighur beredar luas di dunia maya.
Dalam rekaman tersebut, tampak para tahanan dengan seragam berwarna biru duduk berbaris dan diikat rantai. Rambut mereka terlihat habis dicukur dengan mata ditutup. Mereka diperiksa satu per satu oleh petugas. Setelah diperiksa, para tahanan tersebut dibawa pergi dari sebuah tempat yang disinyalir ada di wilayah Xinjiang.
Menteri Luar Negeri Bayangan Inggris, Lisa Nandy mencurigai video tersebut merupakan tindakan genosida dari China terhadap etnis Uighur sebagaimana dilansir dari Yeni Safak, Minggu (20/7/2020).
Nandy mengatakan apa yang dilakukan oleh China adalah perbuatan penganiayaan dan pembunuhan skala besar yang disengaja terhadap sebuah etnis. “Jelas terlihat seperti itu,” kata Nandy kepada BBC, Senin (21/7/2020).
Ia meminta Inggris untuk menjatuhkan sanksi sepihak kepada China sebagaimana halnya yang telah dilakukan AS.
Duta Besar (Dubes) China untuk Inggris, Liu Xiaoming menyangkal video tersebut merupakan tindakan genosida. Ia bahkan mengaku tidak mengetahui adanya video yang diduga muslim Uighur itu.
Dalam sebuah wawancara dengan BBC, Liu dihadapkan dengan rekaman drone tersebut. “Saya tidak tahu dari mana Anda mendapatkan rekaman video ini,” katanya.
Liu mengklaim China memperlakukan semua kelompok etnis dengan adil. Ia juga mengklaim ektnis Uighur hidup dengan damai. “Orang-orang Uighur menikmati hidup berdampingan secara damai dan harmonis dengan kelompok etnis lain,” ujarnya.
Kelompok hak asasi manusia (HAM) dan pemerintah barat telah vokal mengutuk perlakuan China terhadap Uighur. Kecaman dan kutukan mereka dialamatkan pada kamp kerja paksa di Xinjiang dan dugaan sterilisasi massal terhadap etnis Uighur.
Liu membantah tuduhan tersebut. “Tidak ada yang disebut sterilisasi paksa di kalangan wanita Uighur di China,” katanya. Ia menambahkan tuduhan tersebut datang dari sekelompok kecil elemen kekuatan anti-China. [wip]