(IslamToday ID) – Pemerintah Turki mengundang sejumlah pemimpin dunia untuk menghadiri upacara pembukaan dan salat Jumat pertama di Hagia Sophia besok.
Setelah mengubah Hagia Sophia kembali menjadi masjid, persiapan masih berlangsung di bangunan itu untuk salat Jumat pertama yang akan digelar pada 24 Juli 2020.
Sekitar 1.000 hingga 1.500 orang diperkirakan hadir dalam salat Jumat itu. Kepala Direktorat Urusan Agama Turki (Diyanet) Ali Erba akan memimpin pelaksanaan salat Jumat itu.
Salat Jumat akan digelar sesuai kebijakan pencegahan virus corona dengan para jamaah memakai masker, mencuci tangan, dan sajadah akan dibagikan pada seluruh jamaah.
Selain Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, Ketua Partai Gerakan Nasionalis (MHP) Devlet Bahceli, para deputi dan anggota Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP), serta para menteri Turki juga akan hadir dalam salat Jumat itu.
Banyak pemimpin dari berbagai negara juga diundang ke Hagia Sophia. Sejumlah presiden dari berbagai negara seperti Azerbaijan dan Qatar juga akan hadir dalam salat Jumat tersebut.
Erdogan telah mengunjungi Hagia Sophia pada 19 Juli sebelum salat pertama kembali digelar di sana. Erdogan mengawasi langsung proses perubahan status bangunan itu dari museum menjadi masjid.
Selama proses perubahan itu, tampak perancah berada di dalam bangunan besar tersebut. Mosaik dan lukisan dinding di Hagia Sophia akan ditutupi tirai selama salat.
Mekanisme tirai yang dipasang pun serupa dengan yang digunakan dalam industri film. “Tak ada satu pun paku yang digunakan saat memasang sistem itu,” papar pihak pengelola gedung seperti dikutip di Reuters.
Mosaik Theokos setinggi 6,5 meter dan Gabriel setinggi 7,5 meter yang terlihat dari lantai bawah, akan dibuka dan ditutup dengan tirai, selama satu menit masing-masing.
Sementara, keamanan menjadi unsur penting saat pembukaan Hagia Sophia sebagai tempat beribadah.
Sejak minggu lalu, pemerintah Turki telah mempersiapkan protokol keamanan yang ketat untuk menyukseskan ibadah Jumat besok. Langkah-langkah keamanan telah ditingkatkan dari luar Hagia Sophia.
Sampai saat ini, pintu masuk ke Sultanahmet Square ditutup dengan penghalang baja. Polisi tampak berlalu lalang dari luar Hagia Sophia membawa senjata pengaman. Beberapa di antaranya terlihat membawa anjing pelacak K-19.
Pada Jumat besok, pemerintah Turki mengerahkan 17.000 polisi dengan mobil lapis baja. Warga yang akan masuk dikontrol oleh pihak kepolisian.
Protokol keamanan itu untuk mencegah hal-hal yang akan menganggu jalannya salat Jumat. Sebab, setelah Badan Peradilan dan Eksekutif Negara mencabut status Hagia Sophia dari museum menjadi masjid, muncul banyak kritik dari dunia luas.
Dari dunia internasional, Yunani, Israel, Rusia, hingga AS menyesalkan kebijakan Erdogan itu. Yunani sebagai negara dengan jutaan pengikut Ortodoks menyebutkan keputusan itu sebagai provokasi terbuka. AS melalui Departemen Luar Negeri-nya juga menyatakan kekecewaan. [wip]