(IslamToday ID) – Gerakan perlawanan Islam, Hamas yang bermarkas di Jalur Gaza, Palestina baru saja membuat pernyataan yang benar-benar menohok Amerika Serikat (AS).
Pimpinan Hamas, Ismail Haniyeh menolak mentah-mentah tawaran dana sebesar 15 miliar Dolar AS atau sekitar Rp 200 triliun yang ditawarkan Presiden Donald Trump.
Menurut Haniyeh di situs resmi Hamas, Rabu (29/7/2020), tawaran gila itu diajukan Trump sejak dua bulan lalu.
Dana selangit itu disebutkan sebagai imbalan bagi Hamas untuk menghentikan perlawanan. Hamas harus melucuti persenjataannya dan menyerahkan Yerusalem sepenuhnya ke tangan Israel. Kemudian Hamas harus membiarkan rakyat Palestina kehilangan haknya atas Kota Suci Yerusalem.
Uang itu tadinya direncanakan bakal dicairkan AS dalam bentuk bantuan keuangan, proyek infrastruktur, pembangunan bandar udara, dan pembangunan pelabuhan bagi warga Palestina.
Hamas menolak tawaran itu dan memilih menyambut niat Qatar untuk menjadi mediator dalam mengakhiri konflik di Jalur Gaza. Sebab bagi Hamas, Qatar akan menjadi mediator yang adil bagi Palestina.
Perlu diketahui, Hamas merupakan salah satu kelompok Islam yang selama ini paling gencar memerangi Israel dalam menguasai Palestina dan Kota Suci Yerusalem.
Selain Hamas memang ada kelompok gerakan Islam lain yang berjuang memerangi Israel, seperti Hizbullah dan lainnya.
Selama ini baik Hamas maupun Hizbullah selalu menjadi pihak yang mengancam keamanan Israel dengan serangkaian serangan-serangan rudal yang dilepaskan dari Gaza. [wip]