(IslamToday ID) – Amerika Serikat (AS) menjatuhkan 14 sanksi tambahan untuk rezim Suriah yang dipimpin Presiden Bashar al-Assad. Kali ini, putra presiden Assad dijadikan target dalam sanksi tambahan ini.
Departemen Luar Negeri dan Departemen Keuangan Amerika pada hari Rabu (29/7/2020) waktu Washington mengumumkan 14 sanksi tambahan telah dijatuhkan kepada rezim Assad. Menurut AS, belasan sanksi tambahan ini sebagai upaya untuk mengakhiri perang saudara selama sembilan tahun di Suriah.
Sanksi ekonomi dan individu-individu yang jadi targetnya dimulai bulan lalu oleh pemerintah AS di bawah Caesar Syria Civilian Protection Act, sebuah undang-undang perlindungan sipil Suriah, yang ditandatangani oleh Presiden Donald Trump pada Desember 2019.
Caesar Act diambil dari nama seorang fotografer militer Suriah yang membocorkan gambar ribuan warga Suriah yang disiksa dan dibunuh di penjara yang ditempatkan di seluruh negeri.
“Militer rezim Assad telah menjadi simbol kebrutalan, penindasan, dan korupsi,” kata Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo.
“Mereka telah membunuh ratusan ribu warga sipil, menahan dan menyiksa demonstran damai, dan menghancurkan sekolah, rumah sakit, dan pasar tanpa memperhatikan kehidupan manusia,” tambahnya seperti dikutip di Fox News, Kamis (30/7/2020).
Empat individu dan 10 entitas yang secara aktif mendukung kekerasan Presiden Bashar al-Assad telah menjadi target sanksi terbaru Amerika. Di antara mereka yang jadi target sanksi adalah putra Assad yang telah dewasa, Hafez al-Assad.
Seorang pengusaha Suriah dan sembilan entitas lainnya yang jadi target sanksi telah dituduh terlibat dalam kekejaman yang dilakukan oleh rezim Suriah, di mana mereka dilaporkan telah memperkaya pemerintah Assad melalui pengembangan real estate mewah.
Sejak Juni lalu, AS telah menghajar rezim Suriah dengan sekitar 50 sanksi. Istri Bassar al-Assad, Asma al-Assad, ikut berada di antara mereka yang terkena sanksi AS.
Sanksi tambahan yang diumumkan hari Rabu merujuk pada dua kota Suriah yang mengalami kekejaman terkenal di bawah rezim Assad pada 2011 dan kemudian pada 2019.
“Sembilan tahun lalu, pasukan Bashar al-Assad melakukan pengepungan brutal terhadap kota Hama, menewaskan puluhan pengunjuk rasa damai dengan tanda mengejutkan apa yang akan terjadi,” kata Pompeo.
“Satu tahun yang lalu, rezim Assad dan sekutunya membom pasar yang sibuk di Maarat Al-Numan, menewaskan 42 warga Suriah yang tidak bersalah.”
Gedung Putih berjanji akan ada lebih banyak sanksi jika Assad tidak menghentikan perang brutal yang telah mengakibatkan kematian sekitar 500.000 orang dan menelantarkan 11 juta lainnya.
AS telah menyumbang 11,3 miliar dolar AS dalam bentuk bantuan untuk kemanusiaan di wilayah tersebut sejak konflik pecah.
“Caesar Act dan sanksi-sanksi Suriah lainnya oleh AS tidak dimaksudkan untuk membahayakan rakyat Suriah dan tidak menargetkan bantuan kemanusiaan atau menghalangi kegiatan stabilisasi kami di timur laut Suriah,” kata Pompeo.
“Rezim Assad dan mereka yang mendukungnya memiliki pilihan sederhana, mengambil langkah ireversibel menuju solusi politik yang langgeng untuk mengakhiri konflik Suriah yang diminta oleh UNSCR (Resolusi Dewan Keamanan PBB) 2254 atau menghadapi tahapan baru sanksi melumpuhkan,” tambahnya. [wip]