(IslamToday ID) – Aksi demonstrasi anti-pemerintah pecah di kota Beirut, Lebanon, Kamis (6/8/2020). Aksi tersebut berakhir ricuh di mana para demonstran bentrok dengan pasukan keamanan.
Dikutip di BBC, petugas keamanan menembakkan gas air mata ke puluhan orang yang berkumpul di dekat gedung parlemen.
Para demonstran marah dengan ledakan dahsyat pada hari Selasa, yang menurut para pejabat disebabkan oleh 2.750 ton amonium nitrat yang disimpan secara tidak aman sejak 2013.
Banyak warga Lebanon yang menyalahkan pemerintah karena kelalaiannya yang menyebabkan ledakan, sehingga menewaskan sedikitnya 137 orang dan melukai sekitar 5.000 lainnya.
Ledakan itu menghancurkan seluruh distrik di ibukota, di mana ratusan rumah dan gedung bisnis hancur menjadi puing-puing. Hingga kini, puluhan orang masih belum ditemukan.
Kantor berita pemerintah Lebanon menyatakan 16 orang telah ditahan sebagai bagian dari penyelidikan yang diumumkan oleh pemerintah minggu ini.
Sejak terjadinya bencana tersebut, dua pejabat mengundurkan diri. Anggota parlemen Marwan Hamadeh mengundurkan diri pada hari Rabu, sementara duta besar Lebanon untuk Yordania, Tracy Chamoun mengundurkan diri pada hari Kamis.
Chamoun mengatakan, bencana itu menunjukkan diperlukannya pergantian kepemimpinan sesegera mungkin. Sebelumnya, pada hari Kamis Presiden Perancis Emmanuel Macron juga mengunjungi kota itu dan mengatakan Lebanon perlu melihat “perubahan besar” dari pihak berwenang. Ia juga menyerukan penyelidikan internasional atas bencana tersebut. [wip]