(IslamToday ID) – Pakar militer Rusia, Viktor Murakhovsky menyatakan jumlah amonium nitrat yang menyebabkan ledakan dahsyat di Beirut, Lebanon dipastikan tidak sampai 2.750 ton seperti yang akhir-akhir ini diberitakan. Menurutnya, jika total amonium nitrat seluruhnya itu meledak, maka Beirut akan benar-benar lenyap dari peta bumi.
Murakhovsky menduga sebagian besar dari muatan amonium nitrat sitaan yang disimpan di sebuah gudang di Pelabuhan Beirut telah dicuri sebelumnya. Bahan kimia itu disita tahun 2013 dari kapal MV Rhosus milik pengusaha Rusia.
Ledakan di Beirut pada hari Selasa (4/8/2020) malam lalu telah menewaskan 220 orang dan melukai sekitar 7.000 orang lainnya. Ledakan yang begitu hebat telah menghancurkan batu, memecahkan jendela, menyedot furnitur dari apartemen ke jalan, dan menyebabkan hampir 300.000 orang di Beirut kehilangan rumah.
Presiden Lebanon Michel Aoun mengatakan ledakan itu disebabkan oleh timbunan 2.750 ton amonium nitrat, bahan kimia yang digunakan dalam pupuk dan bahan peledak, terbakar setelah disimpan di Pelabuhan Beirut sejak 2013 tanpa tindakan pengamanan.
Namun, Murakhovsky mengatakan jika jumlah amonium nitrat seutuhnya 2.750 ton seperti yang diumumkan pejabat Lebanon meledak, itu akan menghapus Beirut dari peta.
Pakar militer itu menambahkan dalam sebuah wawancara dengan surat kabar Rusia, Komsomolskaya Pravda, bahwa kemungkinan besar stok amonoium nitrat sitaan itu sudah dicuri selama bertahun-tahun.
Mantan Menteri Pembangunan Administrasi Lebanon, May Chidiac mengatakan amonium nitrat tidak digunakan oleh tentara melainkan oleh organisasi teroris.
“2.750 ton yang disita enam tahun lalu digunakan untuk target militer,” tulisnya di Twitter, Jumat (7/8/2020), dengan menyatakan bahwa ledakan itu bisa menjadi upaya untuk mengalihkan perhatian dari jumlah amonium nitrat yang hilang.
Chidiac juga mengutip analisis Murakhovsky dengan mengatakan, “Ahli Rusia Viktor Murakhovsky mengatakan bahwa pasti sebagian besar amonium nitrat telah dicuri selama enam tahun, karena ledakan itu pasti akan menghapus Beirut dari peta. Berdasarkan ledakan tersebut, tampaknya jumlah amonium nitrat (yang meledak) tidak melebihi 300 ton.”
Seorang jurnalis yang berbasis di Beirut berbagi foto tentang apa yang ia katakan sebagai kantong amonium nitrat di pelabuhan beberapa hari sebelum ledakan. “Beginilah cara kantong kematian ditumpuk. Sulit dipercaya bahwa ini akan memenuhi standar minimum di mana pun di dunia,” tulisnya seperti dikutip di Al Arabiya English, Senin (10/8/2020). [wip]