(IslamToday ID) – Tentara Yunani menggelar latihan militer di desa-desa yang dihuni masyarakat keturunan Turki di Thrace Barat. Masyarakat setempat pun mengutuk latihan itu dan menyebutnya sebagai upaya untuk menakut-nakuti umat Islam di Yunani.
Presiden Federasi Orang Turki Thrace Barat di Eropa, Halit Habip Oglu menyatakan latihan militer Yunani di desa-desa mayoritas keturunan Turki di Western Thrace adalah sebuah skandal yang nyata.
“Di negara mana unit militer dapat turun ke jalan di permukiman warga sipil dan melakukan latihan bersenjata?” ungkap Oglu seperti dikutip di TRTworld, Senin (17/8/2020).
Komando militer Yunani dengan bersenjata berat melakukan latihan di desa mayoritas Turki Glafki yang juga dikenal dengan nama Turki sebagai Gokcepina.
Latihan tersebut pertama kali dilaporkan oleh Ihsan Tahsin, pemimpin redaksi Harian Birlik (Union), sebuah outlet media komunitas lokal.
Melek Kirmaci Arik, Direktur Urusan Internasional Federasi Orang Turki Thrace Barat di Eropa, membenarkan adanya latihan militer yang tidak biasa sehingga membuat takut orang Turki yang tinggal di desa.
Komando dengan kendaraan militer berat melakukan latihan pada tanggal 12 Agustus, menggunakan lokasi kuburan desa dan jalan-jalan.
Pihak militer, menurut sumber-sumber setempat, tidak menjelaskan tujuan latihan tersebut. Ketegangan terjadi di antara hubungan yang memanas antara Turki dan Yunani terkait Laut Mediterania Timur.
Dalam pernyataan yang dikirim ke TRTWorld oleh Kirmaci, juga dikonfirmasikan bahwa latihan militer juga diadakan di desa mayoritas Turki, Echinos, yang dikenal oleh masyarakat adat setempat sebagai Sahin.
“Pada fase ketika terjadi peningkatan kekhawatiran akan konflik antara negara tetangga Turki dan Yunani karena ketegangan politik di Laut Mediterania bagian timur, penduduk dan anak-anak desa mengalami ketakutan yang besar ketika mereka menjumpai tentara bersenjata di jalanan,” kata dalam pernyataan itu.
“Pada saat hubungan bilateral antara Yunani dan Turki sedang tegang, sulit dipercaya untuk menakut-nakuti komunitas Turki di Thrace Barat dengan mengirimkan tentara ke jalan-jalan di desa Turki,” ungkap Oglu.
Status hukum muslim yang tinggal di Thrace Barat diatur oleh Perjanjian Lausanne tahun 1923, yang juga mendirikan negara Turki modern.
Setelah rezim junta militer Yunani mengambil alih pada tahun 1967, komunitas muslim yang sebagian besar terdiri dari komunitas Turki, menilai hak-haknya dirongrong.
Selama beberapa dekade, otonomi agama minoritas Turki di Trakia Barat telah dipermudah oleh pemerintah Yunani tanpa konsultasi dengan komunitas lokal.
Akibatnya, komunitas Turki lokal telah mengalami diskriminasi dan peningkatan campur tangan dalam urusan dalam negerinya.
Ankara telah memperingatkan Yunani bahwa mereka perlu menghormati hak-hak minoritas Turki lokal, yang dalam beberapa tahun terakhir telah menyaksikan sekolah-sekolah yang memberikan pendidikan dalam bahasa Turki ditutup. Populasi muslim Turki di Yunani diperkirakan lebih dari 150.000 orang. [wip]