(IslamToday ID) – Badan Intelijen Nasional Korea Selatan (NIS) menyatakan Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong-Un telah mendelegasikan sebagian dari kewenangannya kepada para pembantu dekatnya, termasuk adik perempuannya Kim Yo-Jong untuk mengawasi urusan negara.
“Saat ini, Kim Yo-Jong, Direktur Departemen Pertama Komite Pusat Partai Buruh, mengarahkan urusan negara secara keseluruhan berdasarkan delegasi,” ungkap NIS dalam pertemuan dengan Majelis Nasional, parlemen Korea Selatan, seperti dikutip di kantor berita Yonhap, Kamis (20/8/2020).
“Kim Jong-Un masih mempertahankan otoritas absolutnya, tetapi beberapa di antaranya telah dia serahkan sedikit demi sedikit,” sebut NIS. “Kim Yo-Jong adalah pemimpin de facto nomor dua, tetapi (Pemimpin Korea Utara) belum memilih penggantinya.”
Menurut NIS, Kim Yo-Jong mengambil sebagian besar otoritas dari kakaknya, tetapi dia bukan satu-satunya yang mendapatkan kekuasaan dari Kim Jong-Un.
NIS mengungkapkan, Wakil Ketua Komisi Urusan Negara, Pak Pong-Ju dan Perdana Menteri Kim Tok-Hun memperoleh kekuasaan untuk mengendalikan sektor ekonomi.
Sementara, Kim Yo-Jong mendapat tanggung jawab atas kebijakan terhadap Korea Selatan dan Amerika Serikat (AS) serta masalah umum lainnya.
Untuk urusan militer, Direktur Departemen Militer Komite Pusat Partai Buruh, Choe Pu-Il dan Wakil Ketua Komisi Militer Pusat Partai Buruh, Ri Pyong-Chol mengambil alih otoritas parsial.
“Pergeseran kekuasaan sebagian bertujuan untuk meredakan stres (Kim) dari pemerintahannya dan menghindari kesalahan jika terjadi kegagalan kebijakan,” ungkap NIS.
Selain itu, NIS menyebutkan reaktor nuklir berkapasitas 5 megawatt di kompleks nuklir Yongbyon, Korut, saat ini tidak beroperasi. Kemudian, latihan militer musim panas tentara Korut tahun ini telah dikurangi 25-65 persen.
Di bidang diplomasi, NIS menyatakan, Pyongyang menyulap arah kebijakan ganda untuk mendeklarasikan pencegahan nuklir negara sambil membuka jalan untuk negosiasi dengan AS.
Sementara itu, NIS mencatat Kim Jong-Un telah meningkatkan jumlah aktivitas publiknya sejak Juli lalu.
Dia membuat 132 penampilan publik tahun ini hingga 20 Agustus, turun 65 persen dari periode sama tahun lalu. Tapi, 13 penampilan publik di antaranya atau 39 persen berlangsung selama Juli.
“Menjelang HUT ke-75 Partai Buruh (pada 10 Oktober), tanpa pencapaian (kebijakan) yang nyata, ia (Kim) telah meningkatkan aktivitas publik sejak Juli,” pungkas NIS. [wip]