(IslamToday ID) – Kerja sama militer antara Teheran dengan Moskow akan memasuki babak baru. Ini menyusul pengumuman bahwa embargo PBB atas penjualan senjata ke Iran akan segera berakhir, meskipun ditolak Amerika Serikat (AS).
“Kerja sama militer antara Iran dan Rusia terus meningkat dan akan mencapai babak baru,” kata Duta Besar Iran untuk Moskow, Kazem Jalali, Senin (24/8/2020), seperti dikutip di Sputniknews.
Sebagai bagian dari kerja sama ini, ia mengatakan Menteri Pertahanan (Menhan) Iran Amir Khatami telah tiba di Moskow untuk bertemu dengan mitranya dari Rusia dan sejumlah pejabat pertahanan lainnya.
Jalali kemudian memuji upaya Kremlin untuk mempertahankan pencabutan larangan PBB atas penjualan senjata ke Iran yang akan berakhir pada pertengahan Oktober 2020 dan ditentang keras oleh Washington.
“Dengan menolak resolusi AS untuk melanjutkan embargo, Rusia menunjukkan penentangannya terhadap tindakan ilegal dan sia-sia oleh AS,” kata Jalali.
Larangan penjualan senjata ke Iran diperkenalkan bersamaan dengan Rencana Aksi Komprehensif Gabungan (JCPOA), yang juga dikenal sebagai kesepakatan nuklir pada tahun 2015.
Larangan itu akan segera berakhir, namun AS ngotot akan melanjutkannya melalui resolusi Dewan Keamanan (DK) PBB dengan mekanisme sanksi “snapback”.
Mekanisme ini juga dibuat sebagai bagian dari JCPOA dan seharusnya diberlakukan jika Iran melanggar ketentuannya.
Sementara, Iran memang melampaui tingkat pengayaan uranium tahun ini. Itu dilakukan setelah Uni Eropa (UE) dan penandatangan lainnya gagal melindungi ekonominya dari sanksi yang diberlakukan AS setelah membatalkan kesepakatan nuklir pada 2018.
Teheran, Moskow, dan Beijing bersikeras bahwa Washington tidak memiliki hak untuk memberikan sanksi “snapback” karena sudah keluar dari kesepakatan dua tahun lalu. [wip]