(IslamToday ID) – Pengunjuk rasa anti-pemerintah Israel berbondong-bondong turun ke jalan pada hari Sabtu (22/8/2020) meskipun dilarang oleh polisi. Demikian menurut laporan i24 News.
Para pengunjuk rasa memprotes “menteri kejahatan” Benjamin Netanyahu, Perdana Menteri Israel saat ini di Yerusalem.
Tak peduli larangan polisi, para pengunjuk rasa melewati rute-rute utama di Yerusalem untuk mencapai kediaman Netanyahu di Jalan Balfour.
Para pengunjuk rasa menuntut Netanyahu mundur karena dinilai gagal menanggulangi Covid-19. Selain itu, Netanyahu juga dituduh melakukan korupsi sehingga harus segera diadili.
Polisi Yerusalem secara tegas melarang aksi unjuk rasa. “Polisi tidak mengizinkan unjuk rasa ini, karena rutenya dapat mengganggu masyarakat dan pengunjung. Ini adalah jalur utama masuk dan keluar kota,” kata polisi seperti dikutip di MEMO, Senin (24/8/2020).
Namun, koordinator unjuk rasa menolak rute alternatif yang diusulkan oleh polisi. “Anda tidak dapat menghentikan aksi protes kami. Itu adalah tugas Anda untuk melindungi kami. Dan ini adalah tugas kami untuk melindungi negara yang akan runtuh.”
Polisi melaporkan 30 orang ditangkap pada hari Minggu dini hari, dan mengklaim tiga petugas polisi terluka.
Netanyahu sejauh ini menolak untuk mengundurkan diri. Ia bersikeras akan tetap menjabat sebagai perdana menteri sambil menghadapi persidangan karena kasus korupsi.
Netanyahu didakwa atas tuduhan suap, penipuan, dan pelanggaran kepercayaan pada sidang Oktober 2019. Ia diminta melepaskan jabatannya namun menolak.
Pemerintahan Netanyahu telah dikritik habis-habisan karena responsnya terhadap pandemi Covid-19. Masyarakat tidak puas dengan kinerja Netanyahu dalam mengatasi virus mematikan tersebut. [wip]