(IslamToday ID) – Serangan besar-besaran Rusia pada 7 dan 8 Mei kemarin membuat Ukraina semakin lumpuh.
Hal ini sangat diharapkan oleh Presiden Vladimir Putin yang memang tidak menginginkan militer Ukraina bangkit.
Institute for the Study of War (ISW) dikutip Ukrinform melaporkan, serangan rudal dan drone ada dua hari tersebut mengeksploitasi payung pertahanan udara Ukraina yang terdegradasi menjelang kedatangan bantuan keamanan AS dan Barat dalam jumlah besar.
Saat Ukraina dalam kondisi yang lemah, diharapkan bantuan militer berupa senjata-senjata modern tidak akan bisa menolong lagi.
“Pasukan Rusia kemungkinan akan terus melakukan serangan massal yang menyebabkan kerusakan jangka panjang pada infrastruktur energi Ukraina seiring dengan menurunnya kemampuan pertahanan udara Ukraina hingga tibanya rudal pertahanan udara yang disediakan AS dan aset pertahanan udara Barat lainnya dalam jumlah besar,” kata analis ISW dikutip dari Ukrinform, Kamis (9/5/2024) .
Serangan rudal dan drone skala besar yang menargetkan infrastruktur energi Ukraina pada malam tanggal 7-8 Mei adalah yang kelima sejak 22 Maret 2024.
ISW mengatakan bahwa militer Rusia berusaha mengeksploitasi kemampuan pertahanan udara Ukraina yang terdegradasi pada musim semi tahun 2024 untuk menghancurkan jaringan energi Ukraina dan membatasi kapasitas industri pertahanan Ukraina.
“Pasukan Rusia juga mengintensifkan serangan terhadap infrastruktur transportasi Ukraina dalam beberapa pekan terakhir dalam upaya nyata untuk mengganggu jalur komunikasi darat (GLOC) Ukraina dan membatasi aliran bantuan keamanan AS ke garis depan,” kata analis ISW.
Pada malam tanggal 7 hingga 8 Mei, pasukan Rusia melancarkan serangan rudal dan drone skala besar lainnya yang menargetkan infrastruktur energi Ukraina di wilayah Vinnytsia, Zaporizhzhia, Ivano-Frankivsk, Kirovohrad, Poltava, dan Lviv.[sya]