(IslamToday ID) – Duta Besar (Dubes) Lebanon untuk Jerman, Mustapha Adib akan ditunjuk sebagai perdana menteri setelah mendapat dukungan dari partai-partai besar untuk membentuk pemerintahan baru dalam menghadapi krisis keuangan pasca ledakan di Beirut.
Adib akan ditunjuk sebelum kunjungan dua hari Presiden Perancis Emmanuel Macron. Kunjungan Macron adalah upaya dunia internasional dalam menekan pemerintah Lebanon agar mengatasi krisis yang dipandang sebagai yang terburuk sejak perang saudara 1975-1990. Ini adalah kunjungan kedua Macron ke bekas protektorat Perancis dalam waktu kurang dari sebulan.
Pemerintah Lebanon sebelumnya yang dipimpin oleh Hassan Diab berhenti pada 10 Agustus karena terjadi ledakan di pelabuhan Beirut.
Jabatan perdana menteri harus dimiliki oleh seorang muslim Sunni menurut sistem sektarian Lebanon. Pencalonan Adib memenangkan dukungan politik penting pada hari Minggu dari mantan perdana menteri, termasuk Saad al Hariri, yang memimpin partai Sunni terbesar, Gerakan Masa Depan.
“Target politik dan nasional kali ini harus menyelamatkan Lebanon dari penderitaan,” kata Fouad Siniora, mantan perdana menteri membaca pernyataan bersama seperti dikutip di TRTWorld, Senin (31/8/2020).
Presiden Michel Aoun, seorang Kristen Maronit, akan bertemu dengan parlemen pada hari Senin dalam konsultasi resmi untuk menunjuk perdana menteri baru. Dia diminta untuk mencalonkan kandidat dengan tingkat dukungan terbesar di antara anggota parlemen.
Menurut sumber senior Syiah, partai-partai Syiah Lebanon yang dominan, Hizbullah yang didukung Iran dan Gerakan Amal yang dipimpin oleh Ketua Parlemen Nabih Berri, keduanya akan menunjuk Adib dalam konsultasi tersebut.
Gerakan Patriotik Bebas Kristen (FPM), sekutu politik Hizbullah, yang didirikan oleh Aoun dan hari ini dipimpin oleh menantunya Gebran Bassil, akan melakukan hal yang sama.
Setelah ditetapkan, proses pembentukan pemerintahan baru akan dilakukan. Hingga pemerintahan baru disepakati, pemerintahan Diab tetap dalam kapasitas sebagai pengurus.
“Baik dalam menunjuk perdana menteri atau membentuk pemerintahan, kami akan bekerja sama dan memfasilitasi negara keluar dari kekosongan,” kata Sekjen Hizbullah Hassan Nasrallah dalam pidatonya pada hari Minggu.
Nasrallah mengatakan kelompoknya juga terbuka untuk seruan dari Perancis untuk kontrak politik baru di Lebanon, dengan syarat semua faksi Lebanon ikut serta.
Adib sebelumnya menjabat sebagai penasihat Najib Mikati, mantan Perdana Menteri. Ia menjabat sebagai duta besar untuk Jerman sejak 2013.
Adib (48) adalah penduduk asli kota Tripoli di utara, memiliki gelar PhD di bidang ilmu hukum dan politik dan pernah mengajar di universitas-universitas di Lebanon dan Perancis.
Negara Sekuler
Presiden Michel Aoun memproklamirkan negara sekuler dalam pidato yang disiarkan televisi untuk menandai 100 tahun negara Lebanon. “Saya menyerukan proklamasi Lebanon sebagai negara sekuler,” katanya.
Aoun mengakui Lebanon butuh mengubah sistem setelah ledakan besar di pelabuhan Beirut pada awal Agustus dan berbulan-bulan krisis ekonomi yang mendalam.
Krisis keuangan Lebanon dipandang sebagai ancaman terbesar bagi stabilitas sejak perang saudara. Mata uang telah kehilangan 80 persen nilainya sejak Oktober dan penabung telah dikunci dari simpanan mereka dalam sistem perbankan yang lumpuh. Kemiskinan dan pengangguran melonjak.
Infeksi virus corona dan kematian juga meningkat, menyebabkan kekhawatiran dan mendorong pihak berwenang untuk memberlakukan kembali pembatasan pada kegiatan ekonomi dan sosial.
Dan ledakan di pelabuhan Beirut baru-baru ini makin merusak jalur perdagangan utama bagi negara kecil yang bergantung pada impor itu.
Pada hari Minggu, Komisi Ekonomi dan Sosial PBB untuk Asia Barat menyatakan lebih dari setengah populasi Lebanon berisiko gagal mendapatkan kebutuhan makanan pokok pada akhir tahun 2020.
Tingkat inflasi tahunan diperkirakan akan naik sampai 50 persen dibandingkan tahun 2019 yang sudah di angka 2,9 persen.
ESCWA menyatakan harga rata-rata produk makanan telah meningkat 141 persen antara Juli 2019 hingga Juli 2020. Diperkirakan ledakan di Beirut akan semakin menaikkan harga-harga kebutuhan pokok terutama makanan. [wip]