IslamToday ID — Organisasi Kerjasama Islam (OKI) mengutuk keras pembakaran Al-Quran di kota Malmo, Swedia Selatan, Ahad (30/8) lalu.
Dalam sebuah pernyataan, organisasi negara-negara muslim yang bermarkas di Jeddah itu menegaskan bahwa pembakaran sebagai tindakan penghasutan dan provokasi.
OKI menilai ini bertentangan dengan upaya global untuk memerangi ekstremisme dan hasutan kebencian berdasarkan agama dan keyakinan, dikutip dari Anadolu Agency.
Al-Quran dibakar oleh pendukung pemimpin rasis Denmark Rasmus Paludan, pemimpin kelompok Anti-Islam Tight Direction (Stram Kurs), di Malmo pada Jumat (28/8)
Unjuk rasa diwarnai dengan kekerasan, yang menyebabkan beberapa petugas polisi terluka.
Sedikitnya 10 orang ditangkap. Kepolisian juga melarang Paludan memasuki Swedia selama dua tahun.
Sementara itu, OIC Islamophobia Observatory (Pemantau Islamofobia OKI), sebuah badan yang memantau insiden Islamofobia di seluruh dunia, menyambut baik tindakan yang diambil oleh otoritas Swedia, terhadap mereka yang membakar kitab suci umat Islam tersebut.
Dalam sebuah pernyataan, Pemantau Islamofobia OKI mengimbau Komunitas Muslim di Swedia untuk menahan diri dan menghindari kekerasan.
Insiden itu terjadi pada Jumat pekan lalu. Saat itu, para pendukung tokoh rasialis Denmark, Rasmus Paludan, yang memimpin organisasi Tight Direction (Stram Kurs), membakar sebuah Alquran dalam unjuk rasa.
Mereka mengamuk karena Paludan dilarang menemui mereka. Akhirnya, aksi demonstrasi itu memicu kerusuhan. Dalam kejadian itu polisi menangkap sepuluh orang, dan sejumlah petugas mengalami luka-luka.
Selain itu, pemerintah Denmark melarang Paludan memasuki negara itu selama dua tahun.
Pemantau Islamofobia OKI memuji keputusan pemerintah Denmark terhadap kejadian itu. Mereka meminta kepada umat Muslim di Swedia untuk tetap menahan diri dan menghindari kekerasan.
Meskipun Rasmus Paludan tak boleh memasuki Swedia, para pendukungnya masih melakukan pertemuan untuk membahas aksi mereka. Buntutnya tiga orang ditangkap dengan tudingan menghasut kebencian rasial.
Paludan sempat membuat geger ketika tahun lalu membakar Alquran yang dibungkus dengan daging. Ia juga menjadi pemimpin kelompok garis keras anti imigrasi di Denmark.[IZ]