(IslamToday ID) – Kebakaran hebat melanda kamp Moria yang merupakan penampungan pengungsi terbesar di Yunani di Pulau Lesbos. Sedikitnya 13.000 orang terdampak di kamp yang sejatinya dibuat untuk menampung 3.000 orang itu.
Kebakaran terjadi pada hari Selasa (8/9/2020) malam di beberapa titik. Angin kencang membuat api semakin menjalar.
Dilaporkan BBC, Kamis (10/9/2020), sekitar 20 pemadam kebakaran berusaha menjinakkan api di kamp Moria. Penyebab kebakaran masih misterius.
Kepala Damkar setempat menyatakan ada beberapa migran yang mencoba menghalangi pemadaman api. Menteri Migrasi Yunani, Notis Mitarachi, tak tahu apakah kebakarannya disengaja atau tidak.
Namun, Mitarachi mengaitkan kebakaran dengan kebijakan lockdown akibat Covid-19.
Kamp Moria berada dalam karantina sejak pekan lalu setelah seorang migran dari Somalia dinyatakan positif terjangkit virus corona. Kini, ada 35 kasus Covid-19 di kamp tersebut.
Kepolisian memblokir akses-akses ke kota agar migran tidak melarikan diri ke sana. Beberapa migran mencoba membawa barang-barang mereka ke kota pelabuhan Mytilene, tetapi akses juga ditutup.
Beberapa laporan menyebut banyak yang tidur di lapangan setelah kebakaran terjadi.
Pada hari Rabu pagi waktu setempat, api di kamp Moria berhasil dipadamkan. Meski demikian, api-api kecil masih tampak di lokasi kejadian.
Deputi Walikota untuk perlindungan sipil, Michalis Fratzeskos berkata kebakaran tersebut sudah direncanakan. Ia menyebut tenda-tenda migran sudah lebih dulu dikosongkan. Pelaku pembakar juga mengandalkan angin kencang saat beraksi.
Koordinator Medecins Sans Frontieres (Dokter Lintas Batas) Marco Sandrone yang berada di Lesbos juga tidak tahu penyebab kebakaran. Ia hanya berkata bahwa insiden ini adalah bom waktu. “Ini adalah bom waktu yang akhirnya meledak,” ujarnya.
Sandrone berkata migran di Lesbos berada dalam kondisi tak layak selama bertahun-tahun. Sekitar 3.000 orang kini berada dalam tenda darurat sampai ada tempat bernaung alternatif.
Perdana Menteri Yunani Kyriakos Mitsotaksi telah melakukan pertemuan darurat dan mengirim beberapa menteri ke Lesbos untuk memantau situasi.
Uni Eropa juga menawarkan bantuan. Presiden Komisi Eropa, Ursula von der Leyen menyebut prioritas utama adalah menolong orang-orang yang punya tempat bernaung. [wip]