(IslamToday ID) – Badan Energi Atom Iran menyatakan Iran akan mengabaikan komitmennya untuk mematuhi kesepakatan nuklir tahun 2015 (JCPOA) begitu Amerikat Serikat (AS) hengkang dari kesepakatan nuklir.
Iran sempat menangguhkan semua aktivitas pengayaan uranium di fasilitas dekat kota suci Syiah, Qom. Namun kemudian Iran mengumumkan dimulainya kembali pengayaan uranium di Fordow pada November 2019.
Menurut Badan Energi Atom Iran, saat ini ada 1.044 sentrifugal yang aktif di fasilitas pengayaan uranium bawah tanah Fordow. “Saat ini ada pengayaan 1.044 sentrifugal di Fordow,” kata Kepala Badan Energi Atom Iran, Ali Akbar Salehi seperti dikutip di AFP, Senin (14/9/2020).
Menurutnya, sesuai rencana aksi komprehensif bersama JCPOA, Iran memiliki komitmen tidak melakukan pengayaan uranium di Fordow. Namun Iran menganggap tak perlu lagi berpegang pada kesepakatan itu setelah keluarnya AS sejak Mei 2018. “Kami akan menimbun material yang diperkaya juga,” tutur Salehi.
Selain soal pengayaan uranium, Iran juga keluar dari komitmen terkait kepemilikan cadangan uranium, pengembangan sentrifugal canggih, dan batas jumlah sentrifugal. Negara yang meneken kesepakatan JCPOA, yakni Inggris, Perancis, Jerman, dan Uni Eropa, dalam pernyataan pada November 2019 menyebutkan keputusan Iran memulai kembali aktivitas di Fordow tidak konsisten dengan kesepakatan 2015.
Pihak-pihak dalam kesepakatan tersebut mendesak Iran untuk kembali ke komitmennya. Namun Negeri Para Mullah menegaskan akan melakukannya begitu manfaat ekonomi dari kesepakatan tersebut terwujud.
Pengawas nuklir PBB pada 4 September lalu menyatakan persediaan uranium yang diperkaya milik Iran 10 kali lipat dari batas yang ditetapkan dalam kesepakatan 2015.
Pemerintahan Donald Trump menyatakan keluar dari kesepakatan nuklir yang diteken oleh lima negara itu sejak Mei 2018 dan menerapkan kembali sanksi ekonomi sepihak terhadap Iran. [wip]