(IslamToday ID) – Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Bahrain, Rashid bin Abdullah Al Khalifa menyatakan normalisasi hubungan dengan Israel bertujuan untuk melindungi kepentingan negaranya, namun tetap tidak mengabaikan Palestina. Langkah itu menjadi upaya untuk memperkuat kemitraan strategisnya dengan Amerika Serikat (AS) dan menekan posisi Iran.
“Ini bukan pengabaian perjuangan Palestina. Ini untuk memperkuat keamanan warga Bahrain dan stabilitas ekonomi mereka,” kata Rashid seperti dikutip di MEMO, Selasa (15/9/2020).
Bahrain pekan lalu menyatakan akan menormalisasi hubungan dengan Israel, mengikuti jejak Uni Emirat Arab (UEA). Keputusan ini pun, diakui Rashid, sebagian mempertimbangkan ketakutan terhadap Iran yang dinilai terus mendominasi.
“Iran telah memilih untuk berperilaku dengan cara yang mendominasi dalam beberapa bentuk dan telah menjadi bahaya terus-menerus bagi keamanan dalam negeri kami,” kata Rashid.
Ia menekankan negaranya sudah seharusnya mengambil langkah bijaksana untuk mencegah bahaya. Bahrain juga menilai normalisasi hubungan dengan Israel menjadi upaya yang tepat.
Bahrain merupakan negara bagian Teluk kecil yang menjadi rumah bagi Armada Kelima Angkatan Laut AS. Negara yang diperintah oleh keluarga Sunni muslim Al Khalifa ini sering menuduh Iran yang diperintah oleh kepemimpinan Syiah berusaha menumbangkan Bahrain.
Bahrain telah mengalami kerusuhan yang terus berlanjut sejak pemberontakan yang gagal pada tahun 2011. Bahrain juga berusaha untuk menurunkan defisitnya. [wip]