(IslamToday ID) – Presiden Belarusia Alexander Lukashenko melakukan kunjungan ke Rusia pada hari Senin (14/9/2020) waktu setempat dalam rangka mendapatkan lebih banyak pinjaman dan dukungan politik.
Lukashenko disambut langsung Presiden Rusia Vladimir Putin di kediaman Putin di resor Laut Hitam Sochi. Pertemuan itu terjadi sehari setelah sekitar 150.000 orang membanjiri jalan-jalan di Kota Minsk, menuntut pengunduran diri Lukashenko.
Dalam percakapan yang berlangsung selama empat jam, Putin mengatakan Rusia akan memberikan pinjaman 1,5 miliar dolar AS kepada Belarusia dan memenuhi semua kewajibannya berdasarkan perjanjian persatuan antara negara bertetangga itu.
Menutip Gazettene, Selasa (15/9/2020), Putin menekankan bahwa Belarusia sendiri harus menyelesaikan situasi tanpa campur tangan asing. Ia memuji Lukashenko atas janjinya untuk melakukan reformasi konstitusi.
Sejak protes massa dimulai, ia telah menyarankan reformasi konstitusi sebagai tanggapan atas seruan untuk perubahan sosial, meskipun ini jauh dari tuntutan oposisi. Putin mengatakan bulan lalu bahwa Rusia telah membentuk sekelompok petugas penegak hukum cadangan untuk membantu memastikan keamanan di Belarusia. Ia menegaskan kembali bahwa Rusia berkomitmen untuk semua kewajibannya di bawah aliansi militer negara-negara bekas Soviet.
Saat mereka berbicara, keduanya tampak terlhat santai laksana kakak beradik, di mana terlihat Lukashenko mencondongkan tubuh ke arah Putin di kursinya. Sementara pemimpin Rusia itu duduk dengan kaki diletakkan terbuka lebar, kadang-kadang mengetukkan jari-jarinya dan mengetukkan kakinya.
Lukashenko berterima kasih kepada Putin atas semua perhatiannya dan karena berperilaku sangat sopan. Ia menegaskan Belarusia akan dekat dengan saudaranya itu. “Kita perlu lebih dekat dengan kakak laki-laki kita dari Moskow dan bekerja sama dalam semua masalah,” kata Lukashenko.
Lukashenko melakukan perjalanan luar negeri pertamanya sejak kemenangannya yang disengketakan dalam pemilihan presiden 9 Agustus lalu. Setelah secara konsisten menyalahkan krisis yang ditingkatkan oleh negeri-negeri barat, Lukashenko mengkritik latihan militer di negara-negara NATO di dekat perbatasan Belarusia. Ia mengatakan Rusia dan Belarusia akan mempersiapkan pasukan mereka untuk melawan ancaman apapun.
Lukashenko meyakinkan bahwa protes di Belarusia sebagai “pelajaran yang sangat serius,” tetapi ia berharap ini telah diatasi.
Sementara itu, pemimpin oposisi Belarusia Svetlana Tikhanovskaya, yang mengklaim sebagai pemenang sebenarnya dalam pemilihan, mengutuk Putin karena bernegosiasi dengan Lukashenko yang tidak sah. “Saya sangat menyesal Anda (Putin) memutuskan untuk mengadakan dialog dengan seorang perampas kekuasaan dan bukan dengan rakyat Belarusia,” kata Tikhanovskaya. [wip]