(IslamToday ID) – Sebanyak 18 jet tempur China menggelegar di langit wilayah Taiwan, termasuk melintasi garis tengah Selat Taiwan yang sensitif.
Taiwan segera mengerahkan beberapa jet tempurnya untuk mengusir pesawat-pesawat China itu. Eskalasi seketika memanas bersamaan dengan hari kedatangan pejabat senior Amerika Serikat (AS) di Taipei.
Pada hari Jumat (18/9/2020) pagi, Kementerian Pertahanan (Kemenhan) China mengumumkan dimulainya latihan tempur dekat Selat Taiwan.
Wakil Menteri Luar Negeri AS untuk Urusan Ekonomi, Keith Krach tiba di Taipei pada hari Kamis (17/9/2020) untuk kunjungan tiga hari. Ia menjadi pejabat paling senior Departemen Luar Negeri (Deplu) yang datang ke Taiwan dalam empat dekade.
China mengawasi dengan cemas hubungan Taipei dan Washington yang semakin dekat. Beijing pun meningkatkan latihan militer di dekat Taiwan, termasuk dua hari penembakan senjata udara dan laut pekan lalu.
Kemenhan Taiwan menyatakan 18 jet tempur China terlibat dalam aksi mengacak-acak wilayah Taiwan. Jumlah tersebut jauh lebih banyak dibandingkan aksi-aksi China sebelumnya.
“18 September, dua bomber H-6, delapan jet tempur J-16, empat J-10 dan empat J-11 melintasi garis tengah Selat Taiwan dan memasuki ADIZ barat daya Taiwan,” ungkap pernyataan Kemenhan Taiwan dalam bahasa Inggris di Twitter.
“ROCAF mengerahkan jet tempur dan sistem rudal pertahanan udara untuk memantau aktivitas itu,” tambah Kemenhan Taiwan.
Kemenhan Taiwan menunjukkan peta jalur penerbangan jet-jet tempur China itu dan mereka melintasi garis tengah Selat Taiwan. Secara normal, jet tempur dari kedua pihak menghindari aksi melintasi garis tengah itu.
Surat kabar Taiwan, Liberty Times menyatakan jet Angkatan Udara Taiwan dikerahkan 17 kali pada Jumat pagi selama empat jam, memperingatkan Angkatan Udara China agar segera menjauh.
Surat kabar itu menampilkan gambar rudal dipasang di jet F-16 di pangkalan udara Hualien di pantai timur Taiwan.
Juru bicara Kemenhan China, Ren Guoqiang menyatakan latihan itu melihatkan komando wilayah timur Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA). “Mereka masuk akal, perlu bertindak untuk situasi sekarang di Selat Taiwan dan melindungi kedaulatan nasional dan integritas wilayah,” kata Ren. [wip]