(IslamToday ID) – Israel meratakan tanah warga Palestina yang telah dirampas di dekat Desa Jalud, selatan Nablus, pagi ini sebagai bagian dari upaya memperluas permukiman ilegal.
Pejabat Palestina di Tepi Barat, Ghassan Daghlas menyatakan sejumlah buldoser Israel tampak meninggalkan jejak di tanah milik warga Desa Jalud. Israel tampak hendak memperluas permukiman ilegal Shvut Rachel.
“Ini dilakukan sehari setelah pasukan dan warga permukiman Israel mencegah warga desa dari mendapatkan kembali tanah mereka dan membangun jalan agrikultur,” kata Daghlas seperti dikutip dari kantor berita Wafa, Jumat (25/9/2020).
Awal tahun ini, proyek untuk 204 rumah dalam perluasan permukiman Shvut Rachel sudah memasuki tahap perencanaan awal.
Lembaga swadaya Israel, Peace Now memprotes kebijakan yang disetujui perdana menteri Israel itu tanpa mandat pada pertengahan kampanye pemilu ketiga dalam satu tahun.
“Perdana Menteri Benjamin Netanyahu tanpa otoritas dan tanpa akuntabilitas, memperluas dan membangun lebih banyak di permukiman Tepi Barat yang semakin mempersulit Israel mencapai kesepakatan politik dengan Palestina,” ungkap pernyataan Peace Now.
Selama beberapa tahun terakhir, Israel meningkatkan kebijakan penghancuran terhadap rumah-rumah dan struktur Palestina dengan berbagai alasan.
Salah satu alasannya warga Palestina membantu tanpa izin perencanaan yang mustahil diberikan Israel. Israel juga terus memperluas permukiman ilegal Yahudi di wilayah itu.
Sementara, tiga pemuda Palestina ditembak tadi malam oleh tentara Israel dalam dua insiden terpisah di Tepi Barat. Menurut saksi mata, tentara Israel menembaki pemuda Palestina yang marah karena Israel mengubah satu rumah warga Palestina menjadi sinagog Yahudi dekat kamp pengungsi Ain Al Sultan di Kota Jericho. Satu pemuda terluka di bagian perut. [wip]