(IslamToday ID) – Presiden Republik Nagorno-Karabakh, Arayik Harutyunyan mengatakan puluhan tentara tewas setelah diserang pasukan Azerbaijan dengan jet tempur F-16 canggih Turki.
Konflik yang kembali pecah di Nagorno-Karabakh pada hari Ahad juga memakan korban di kalangan warga sipil.
“Puluhan (tentara) tewas, puluhan lainnya luka-luka. Puluhan warga sipil terluka dan ada korban jiwa di antara penduduk sipil,” kata Harutyunyan dalam briefing online yang disiarkan di Facebook seperti dikutip di Sputniknews, Senin (28/9/2020).
Nagorno-Karabakh adalah wilayah otonomi dengan mayoritas etnis Armenia yang memproklamasikan kemerdekaan dari Republik Azerbaijan pada tahun 1991. Armenia membela Nagorno-Karabakh, sedangkan Azerbaijan dibela Turki.
Harutyunyan mengatakan angkatan bersenjata Azerbaijan menggunakan jet F-16 Turki, yang ditempatkan di Azerbaijan selama sekitar satu bulan sebelumnya. “Dengan dalih latihan militer,” katanya.
“Angkatan bersenjata Azerbaijan dilengkapi dengan persenjataan paling canggih milik tentara Turki,” tambahnya.
Pihak Nagorno-Karabakh juga menuduh pasukan Azerbaijan melepaskan tembakan ke arah warga sipil dan infrastruktur sipil di ibukotanya, Stepanakert.
Angkatan bersenjata Nagorno-Karabakh menyita tank BMP-3 dan 10 kendaraan lapis baja lainnya dengan perangkat keras militer milik Azerbaijan. Penyitaan kendaraan perang ini dikonfirmasi juru bicara Kementerian Pertahanan Armenia, Shushan Stepanyan pada hari Ahad.
“Sebagai hasil dari serangan balik unit Angkatan Darat Pertahanan (Nagorno-Karabakh), 11 buah kendaraan lapis baja musuh dengan peralatan tempur mereka disita, termasuk BMP-3,” kata Stepanyan di Facebook.
Sementara itu, Kementerian Pertahanan Azerbaijan mengatakan pihaknya melancarkan serangan balasan untuk menekan aktivitas tempur Armenia dan menjamin keselamatan penduduknya. Sebaliknya, pihak Armenia juga mengklaim melakukan apa yang mereka sebut tindakan membela diri.
“Mari kita berdiri teguh di belakang negara kita, pasukan kita dan kita akan menang. Hidup tentara Armenia yang agung!” tulis Perdana Menteri Armenia, Nikol Pashinyan di akun Facebook-nya.
Armenia-Azerbaijan terlibat bentrok untuk memperebutkan kendali atas wilayah Nagorno-Karabakh sejak awal 1990-an. Sejak berakhirnya perang Nagorno-Karabakh pada tahun 1994, perwakilan dari pemerintah Armenia dan Azerbaijan telah mengadakan pembicaraan damai yang dimediasi oleh OSCE Minsk Group tentang status sengketa kawasan itu.
Sekjen PBB Antonio Guterres menyerukan penghentian segera permusuhan bersenjata di Nagorno-Karabakh. Ia mengatakan akan segera menghubungi para pemimpin Armenia dan Azerbaijan mengenai masalah tersebut. [wip]