(IslamToday ID) – Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) mengatakan normalisasi dengan Israel yang dilakukan beberapa negara Teluk dengan tujuan untuk menghentikan aneksasi adalah salah. Hal itu untuk menanggapi pernyataan Sekjen Liga Arab, Ahmed Aboul Gheit seperti dilaporkan Al-Watan Voice.
“Pernyataan Ahmed Aboul Gheit bahwa normalisasi yang sedang berlangsung di beberapa negara Arab dengan Israel demi menghentikan rencana aneksasi adalah salah,” kata Wasel Abu Yousef dari Komite Eksekutif PLO.
“Normalisasi hubungan antara negara-negara Arab dan Israel merusak posisi Arab dan merusak sistem karena menggunakan persetujuan dari AS dan (Benjamin) Netanyahu,” tambahnya seperti dikutip di MEMO, Selasa (29/9/2020).
Abu Yousef menggambarkan normalisasi sebagai sebuah tikaman dari belakang bagi rakyat Palestina, serta pengkhianatan terhadap hak-hak sah Palestina dan dunia Arab. Ia menyampaikan komentarnya itu setelah pernyataan Aboul Gheit dimuat di surat kabar Mesir, Youm Seven.
Pejabat Liga Arab itu mengaku memahami ketakutan rakyat Palestina yang timbul dari kesepakatan UEA-Israel. “Aneksasi dihentikan selamanya. Negara-negara Arab bertukar pejabat dan membuka kantor dengan Israel setelah Kesepakatan Oslo, dan mereka menutupnya setelah dimulainya Intifadah Al-Aqsa,” katanya.
Ia mencatat bahwa pemerintahan AS saat ini menindas Palestina dengan kesepakatan damai yang ditukar dengan batalnya aneksasi di Tepi Barat. [wip]