(IslamToday ID) – Pemerintah Sudan dan kelompok bersenjata menandatangani kesepakatan damai di ibukota Sudan Selatan, Juba untuk mengakhiri konflik bersenjata. Kesepakatan ini dicapai setelah hampir setahun negosiasi.
Penandatanganan kesepakatan tersebut dihadiri oleh Presiden Sudan Selatan Salva Kiir, Ketua Dewan Kedaulatan Sudan Abdel Fattah al-Burhan, dan Perdana Menteri Sudan Abdalla Hamdok.
Wakil Ketua Dewan Kedaulatan Sudan, Mohamed Hamdan Daqlu menandatangani kesepakatan mewakili pemerintah Sudan, sementara para pemimpin sembilan kelompok bersenjata mewakili Aliansi Front Revolusioner.
“Tidak akan ada lagi perang. Kami tidak akan menyimpang dari perdamaian. Kami menegaskan kembali keinginan kami untuk melaksanakan apa yang telah disepakati,” kata Burhan seperti dikutip di Xinhua pada hari Ahad (4/10/2020).
Sementara itu, Al-Hadi Idris, Ketua Aliansi Front Revolusioner, mengimbau masyarakat internasional untuk mendukung implementasi perjanjian damai tersebut.
Kesepakatan itu termasuk protokol pengaturan keamanan, pembagian kekuasaan dan kekayaan, kompensasi bagi orang-orang terlantar dan pengungsi, kepemilikan tanah, dan realisasi keadilan dan pembangunan.
Ketua Komisi Uni Afrika, Moussa Faki menegaskan kembali dukungan Uni Afrika untuk kesepakatan damai di Sudan. “Implementasi kesepakatan lebih sulit daripada penandatanganannya. Uni Afrika akan mendukung kesepakatan ini,” ujarnya. [wip]