(IslamToday ID) – Arab Saudi secara resmi menyerukan boikot terhadap produk impor hingga investasi dari Turki. Seruan boikot tersebut disampaikan oleh Kepala Kamar Dagang Saudi, Ajlan al-Ajlan, Senin (5/10/2020).
“Boikot semua dari Turki, baik itu impor, investasi atau pariwisata, adalah tanggung jawab setiap pedagang dan konsumen Saudi, sebagai tanggapan atas permusuhan terus menerus dari pemerintah Turki terhadap kepemimpinan, negara, dan warga negara kami,” ajar al-Ajlan seperti dikutip di Reuters.
Para pedagang sendiri mengaku seruan boikot tersebut telah menghalangi arus barang dua kekuatan regional tersebut. Selama lebih dari setahun, beberapa pedagang dari kedua negara berspekulasi bahwa Saudi sedang memberlakukan boikot tidak resmi atas impor dari Turki.
Seorang importir Saudi mengatakan kontainer yang diimpornya tahun ini dari Turki disimpan selama tiga bulan oleh bea cukai sebelum dibebaskan. Ia juga mengatakan petugas bea cukai secara tidak resmi menyarankan untuk tidak mengimpor langsung dari Turki lagi.
Anggota parlemen oposisi Turki Mehmet Guzelmansur pada pekan lalu mengatakan, barang-barang khususnya buah dan sayuran yang mudah rusak, yang diekspor dari wilayahnya di Hatay ditahan di perbatasan Saudi lebih lama dari yang diperlukan.
Dalam komentar yang dilaporkan di media Turki dan di halaman Twitter-nya, Guzelmansur mengaku khawatir dengan apa yang ia gambarkan sebagai embargo tidak resmi sebagian oleh Saudi akan diperdalam.
Baik data perdagangan Turki maupun Saudi tidak menunjukkan penurunan yang luar biasa besar dalam perdagangan bilateral tahun ini, dengan mempertimbangkan tekanan yang ditimbulkan oleh pandemi virus corona pada perdagangan global.
Pada kuartal kedua tahun ini, Turki menjadi mitra dagang ke-12 Saudi. Pada bulan Juli impor Saudi dari Turki bernilai sekitar 185 juta dolar AS, naik dari sekitar 180 juta dolar AS pada Juni.
Perselisihan antara Ankara dan Riyadh dalam beberapa tahun terakhir kian meluas, khususnya dalam kebijakan luar negeri dan sikap terhadap kelompok politik Islam. Perselisihan terbesar antara Turki dan Saudi muncul di tengah kasus pembunuhan terhadap jurnalis Jamal Khashoggi di konsulat Saudi di Istanbul pada Oktober 2018.
Saudi telah menyangkal bertanggung jawab atas pembunuhan tersebut, sementara Turki memberikan bukti bahwa pembunuhan itu diperintahkan oleh Putra Mahkota Mohammed Bin Salman (MBS). Awal tahun ini, kedua negara memblokir beberapa situs berita masing-masing. [wip]