(IslamToday ID) – Sebuah komite lokal Palestina di Gaza mendesak kelompok hak asasi manusia (HAM) internasional agar segera menekan pemerintah Israel untuk menyelamatkan nyawa tahanan Palestina, Maher al-Akhras yang melakukan mogok makan selama lebih dari 70 hari.
“Kehidupan tahanan Maher al-Akhras dalam masa-masa sulit dan kondisi kesehatannya bisa memburuk setiap saat,” kata Ibrahim Mansour dari Front Demokratik untuk Pembebasan Palestina dalam konferensi pers di depan kantor Komisaris Tinggi PBB untuk HAM di Gaza, Kamis (8/10/2020), seperti dikutip di Anadolu Agency.
Mansour, yang berbicara atas nama Komite Narapidana yang dibentuk oleh banyak kelompok Palestina, meminta organisasi HAM internasional segera memberikan tekanan kepada otoritas Israel agar menghentikan kebijakan penahanan terhadap rakyat Palestina.
Ia juga menganggap Israel bertanggung jawab atas kesehatan al-Akhras.
Istri dari tahanan Maher al-Akhras, Taghreed al-Akhras mengatakan, “Setelah 73 hari melakukan mogok makan, kondisi kesehatannya menjadi sangat serius dan membutuhkan perawatan kesehatan khusus.”
Ia juga mengeluhkan lemahnya reaksi internasional atas penderitaan suaminya.
Maher al-Akhras ditahan pada tanggal 27 Juli oleh otoritas Israel di bawah penahanan administratif, tanpa pengadilan atau dakwaan, sehingga mendorongnya untuk melakukan aksi mogok makan.
Di bawah kebijakan penahanan administratif Israel, tahanan dapat ditahan hingga satu tahun tanpa dakwaan atau pengadilan.
Sekitar 5.000 tahanan politik Palestina mendekam di penjara Israel, termasuk 43 wanita, 180 anak-anak, dan 430 tahanan di bawah penahanan administratif. [wip]