(IslamToday ID) – Menteri Luar Negeri (Menlu) Palestina, Riyad al-Maliki mengecam komunitas internasional karena gagal menghentikan pelanggaran yang dilakukan Israel terhadap Palestina. Sebaliknya, ia menyebut dunia hanya bisa memberikan pidato retoris.
Berbicara dalam pertemuan Gerakan Non-Blok, Maliki mengatakan, rakyat Palestina saat ini menghadapi ancaman eksistensial yakni hak kebebasan mereka dan hak untuk menentukan nasib sendiri.
“Situasi kritis di Palestina yang diduduki, termasuk Yerusalem Timur, sebagian besar mencerminkan kelemahan serius dari sistem internasional, yang puas dengan pidato tanpa tindakan nyata untuk menghentikan praktik ilegal Israel,” katanya seperti dikutip di Anadolu Agency, Senin (12/10/2020).
Gerakan Non-Blok didirikan di Ibukota Yugoslavia, Beograd pada tahun 1961 jauh dari polarisasi kamp-kamp perang dingin pada saat itu dan saat ini terdiri dari 120 anggota yang mewakili kepentingan dan prioritas negara-negara berkembang di beberapa benua.
Sementara itu, sebelumnya pengadilan Israel dilaporkan memutuskan menghancurkan satu sekolah Palestina yang baru dibangun di pusat Tepi Barat.
“Pengadilan Distrik Yerusalem pada hari Rabu menolak putusan sela ganti rugi yang diajukan untuk Sekolah Ras El-Teen di Ramallah Timur,” kata aktivis anti-permukiman, Abdullah Abu Rahma.
“Sekitar 50 anak dari berbagai umur telah belajar di sekolah itu, yang baru saja dibangun dan dikelola oleh Kementerian Pendidikan Palestina,” sambungnya.
Ia menambahkan banyak aktivis telah mulai berkumpul di sekolah itu untuk aksi mencegah Israel menghancurkan bangunan sekolah tersebut. [wip]