(IslamToday ID) – Jerman meminta Turki untuk menahan diri dari tindakan provokasi dalam sengketa wilayah di Mediterania Timur. Hal ini adalah respons atas keputusan Turki kembali mengirim kapal riset ke wilayah laut yang kaya akan gas tersebut.
“Ankara harus mengakhiri tindakan provokasi jika pemerintahnya tertarik dalam pembicaraan, seperti yang telah berulang kali ditegaskan,” kata Menteri Luar Negeri (Menlu) Jerman, Heiko Maas seperti dikutip dari Reuters, Rabu (14/10/2020).
Ia juga mengimbau Turki untuk tetap terbuka dalam melakukan pembicaraan dan meminta Ankara untuk tidak melanjutkan eksplorasi gas di wilayah laut yang lebih kontroversial.
Sebelumnya, menurut pesan yang dikirim pada sistem peringatan maritim NAVTEX, Angkatan Laut Turki menyatakan kapal Oruc Reis akan melakukan aktivitas di wilayah itu, termasuk ke selatan Pulau Kastellorizo, Yunani, mulai hari Selasa hingga 22 Oktober.
Turki pertama mengerahkan kapal riset seismik Oruc Reis dan kapal perang ke wilayah sengketa maritim pada 10 Agustus dan memperpanjang misi itu meski mendapat protes dari Yunani dan Uni Eropa (UE).
“Kapal itu akan bergabung dengan misi terbaru ‘survei seismik’ oleh dua kapal lain yang bernama Ataman dan Cengiz Han,” tulis pesan NAVTEX.
Turki dan Yunani bertikai atas klaim sumber daya hidrokarbon di Mediterania. Yunani mengklaim hak atas perairan di sekitar Kastellorizo, tapi Turki menolak klaim itu. Turki mengklaim memiliki hak lebih besar di Mediterania Timur karena memiliki garis pantai yang lebih panjang. Klaim itu pun ditolak oleh Yunani yang mendapat dukungan UE. [wip]