(IslamToday ID) – ISIS memerintahkan para pengikutnya untuk menyerang jaringan pipa minyak dan pabrik Arab Saudi sebagai balasan atas ditekennya normalisasi hubungan antara UEA dan Bahrain dengan Israel. Seperti diketahui, Saudi adalah sekutu dekat dari dua negara Teluk itu.
Kelompok teror tersebut menyatakan “Abraham Accords” yang ditandatangani bulan lalu di Washington adalah bentuk pengkhianatan terhadap Islam. ISIS juga menuduh Riyadh terlibat dalam proses normalisasi itu.
“Targetnya banyak. Mulailah dengan menghancurkan pipa minyak, pabrik, dan fasilitas yang menjadi sumber pendapatan pemerintah tiran (Saudi),” kata juru bicara ISIS, Abu Hamza Al-Quraishi dalam rekaman yang diposting di media sosial Telegram seperti dikutip di MEMO, Selasa (20/10/2020).
Saudi berada di bawah tekanan untuk mengikuti UEA dan Bahrain agar menormalisasi hubungan dengan negara zionis Israel. Sejauh ini Riyadh terus bersikeras bahwa Israel harus mengakhiri pendudukannya di Palestina dan mengizinkan pembentukan negara Palestina jika ingin menjalin normalisasi.
Pada tahun 2002, Riyadh menawarkan kepada Israel untuk menjalin hubungan bilateral dengan tema “Prakarsa Perdamaian Arab” dengan syarat negara itu mengakhiri pendudukannya di Palestina.
Meskipun secara terbuka menyatakan mendukung berdirinya negara Palestina, namun Saudi dikatakan berada di ambang perubahan kebijakan.
Para pengamat menyatakan bahwa kesepakatan damai dengan Israel adalah kebijakan jaminan pasca-Trump. Dugaannya adalah bahwa hubungan dekat dengan Washington yang dinikmati oleh para pemimpin Teluk selama empat tahun terakhir, akan berakhir di bawah pemerintahan Demokrat jika Joe Biden memenangkan pemilihan presiden bulan depan. Normalisasi hubungan dengan Israel akan melindungi Riyadh dan UEA dari reaksi keras AS di masa depan. [wip]