(IslamToday ID) – Amerika Serikat (AS) memperpanjang sanksi terhadap Nord Stream 2 untuk kerja sama penyedia layanan atau pendanaan untuk memasang peralatan pipa di kapal.
Moskow menilai sanksi baru AS terhadap Nord Stream 2 sebagai kelanjutan dari kebijakan destruktif yang merusak hubungan bilateral.
“Secara umum, ini adalah kebijakan yang sangat tidak bersahabat dan merusak dengan terus-menerus menerapkan pembatasan yang berbeda terhadap operator dan ekonomi kami,” kata juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, Rabu (21/10/2020), seperti dikutip dari Al Jazeera.
“Sayangnya, ini telah menjadi bagian integral dari persaingan tidak sehat, kebijakan persaingan perampok terbuka Washington. Mereka telah menjalankan kebijakan yang merusak ini selama lebih dari setahun, dan itu pasti merusak hubungan bilateral kami,” tambahnya.
Awal pekan ini, Departemen Luar Negeri AS mengumumkan telah memberlakukan sanksi kepada perusahaan yang menyediakan layanan atau fasilitas untuk peningkatan atau pemasangan peralatan kapal yang digunakan untuk memasang pipa.
Perjanjian untuk membangun Nord Stream 2 ditandatangani oleh Gazprom, Royal Dutch Shell, E.ON, OMV, dan Engie pada tahun 2015. Ini akan menyalurkan gas alam Rusia langsung ke Jerman tanpa perantara.
AS telah menciptakan kesulitan untuk pembangunan pipa dan menekan Jerman agar meninggalkan proyek tersebut dengan Rusia. Alasannya adalah implikasi keamanan dari bergantung pada gas Rusia.
Moskow telah berulang kali menolak tuduhan AS tentang proyek Nord Stream 2. Moskow mengaku telah menyelesaikan pipa itu sendiri setelah perusahaan pemasang pipa Swiss, Allseas berhenti tahun lalu karena ancaman sanksi AS. [wip]