(IslamToday ID) – Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan membalas penghinaan yang dilakukan oleh politikus sayap kanan Belanda, Geert Wilders. Wilders yang terkenal dengan sikap anti-Islam-nya membagikan sebuah kartun di Twitter yang isinya merendahkan Erdogan.
“Fasisme tidak ada dalam buku kami, adanya di dalam buku Anda. Keadilan sosial ada dalam buku kami,” kata Erdogan pada pertemuan Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP) yang berkuasa di Provinsi Malatya Timur pada hari Ahad (25/10/2020).
“Kekuatan yang membuat dunia makin sesak telah menempatkan kami di sasaran tembak, karena kami mengganggu permainan mereka. Kami juga telah memperlihatkan wajah mereka yang sebenarnya,” kata Erdogan seperti dikutip dari TRT World, Senin (26/10/2020). “Kami akan melanjutkannya.”
Sebelumnya, Wilders yang membagikan di Twitter sebuah kartun penghinaan terhadap Erdogan sudah dikecam oleh beberapa pejabat Turki, termasuk Menteri Luar Negeri Mevlut Cavusoglu.
“Ketika kebenaran terungkap di wajah mereka, para rasis pecundang Eropa muncul lagi. Mencoba mengeksploitasi Islamophobia dan xenophobia. Waktunya telah tiba untuk menghentikan politisi manja Eropa dengan pola pikir fasis,” kata Cavusoglu di Twitter.
“Tidak bermoral, tidak berperikemanusiaan, dan fasis,” kata juru bicara Partai AKP Omer Celik di Twitter menanggapi postingan tersebut bersamaan dengan tagar #TerroristGeertWilders.
Fahrettin Altun, Direktur Komunikasi Turki, juga mengkritik sikap anti-Islam di Twitter.
“Eropa makin menjadi tempat yang berbahaya bagi muslim. Politik karikatur ofensif, tuduhan separatisme terhadap muslim, dan penggerebekan masjid, bukanlah tentang kebebasan berekspresi,” kata Altun.
Sementara itu, Erdogan juga menyerukan agar Presiden Perancis Emmanuel Macron menjalani pemeriksaan mental. Sehari setelah komentar Erdogan itu, Paris memanggil pulang duta besarnya di Ankara.
Pemimpin Turki itu menuduh Macron terobsesi dengannya siang dan malam. Erdogan mengatakan Macron telah “tersesat” karena perlakuannya terhadap muslim.
“Orang yang bertanggung jawab atas Perancis telah tersesat. Dia terus berbicara tentang Erdogan sepanjang hari. Lihatlah diri Anda dulu dan ke mana Anda akan pergi. Saya katakan di Kayseri kemarin, dia sedang berkasus dan dia benar-benar harus diperiksa,” kata Erdogan.
Hubungan antara Macron dan Erdogan menjadi semakin tegang karena sejumlah masalah. Perancis menyatakan mendukung Yunani dalam perselisihannya dengan Turki atas hak maritim di Mediterania Timur. Perancis juga mengkritik Perancis atas keterlibatannya di Libya, Suriah, dan konflik antara Armenia dan Azerbaijan atas wilayah Nagorno-Karabakh.
Pemimpin Perancis bulan ini mendeklarasikan perang terhadap “separatisme Islam”, yang diyakini mengambil alih beberapa komunitas muslim di Perancis. [wip]