ISLAMTODAY ID –Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) memberikan raport merah kepada Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim. Setidaknya ada lima kebijakan Nadiem yang dinilai sangat buruk dalam implementasinya.
FSGI menuturkan buruknya rapot Nadiem didasarkan pada hasil pemantauan dan data survei terhadap kinerjanya selama menjabat sebagai menteri dalam setahun ini. FSGI menetapkan kriteria ketuntasan minimum (KKM) sebesar 75, sedangkan nilai rata-rata yang diperolehnya Nadiem dibawah KKM, yakni 68. Nilai tersebut berasal dari nilai rata-rata delapan program kebijakan yang dikeluarkan oleh Nadiem dalam satu tahun periode jabatannya.
“Rata-rata nilai 68, ini kurang atau tidak tuntas. Dalam pendidikan ini nilainya merah,” Wasekjen FSGI, Mansur Sipinathe pada Ahad (25/10/2020).
Dilansir dari tempo.co.id (25/10) ada lima kebijakan berikutnya Nadiem mendapat nilai yang sangat buruk yakni program organisasi penggerak (POP) dengan skor 50. Kemudian, kebijakan pembelajaran jarak jauh (PJJ) selama pandemi Covid-19 dengan nilai 55. Kebijakan relaksasi dana bos juga dinilai buruk. FSGI menilai Nilai kebijakan ini skornya hanya 60. Selain itu program hibah merek dagang merdeka belajar juga buruk, dengan nilai 60. Program bantuan kuota internet juga turut andil dalam buruknya rapot Nadiem. FSGI memberi nilai 65 untuk kebijakan ini.
Sementara itu kebijakan Nadiem yang dinilai baik ialah penghapusan ujian nasional memperoleh predikat baik sekali dengan nilai 100. Kedua, kurikulum darurat dengan predikat baik dengan nilai 80 dan rencana assesmen nasional mendapat predikat cukup dengan nilai 75.
“Karena secara konsep baik, namun belum bisa diulas lebih jauh karena belum dilaksanakan,” tutur Mansur.
Buruknya kinerja Menteri Nadiem juga pernah dilaporkan oleh FSGI pada Agustus lalu kepada Presiden Jokowi. Ketika itu Nadiem dilaporkan terkait kasus proses hibah merek dagang Merdeka Belajar. Pakar pendidikan Indonesia, Darmaningtyas telah lama memberikan kritik kepada Nadiem. Ia menilai Nadiem tidak cocok sebagai Mendikbud, menurutnya Nadiem dinilai lebih cocok untuk masalah industry kreatif daripada pendidikan.
“Nadiem mungkin bisa mengurus ekonomi kreatif mungkin, namun tidak cocok untuk pendidikan. Dia menilai konsep Merdeka Belajar adalah konsep pendidikan orang-orang dahulu. Dia menceritakan dirinya dulu kuliah sambil berjualan. Isi dari panduan Merdeka Belajar kurang lebih sama dengan apa yang dijalani oleh orang-orang terdahulu” kata Darmaningtyas dalam sebuah webinar pada (3/7/2020).
Penulis: Kukuh Subekti