(IslamToday ID) – Pernyataan Presiden Perancis Emmanuel Macron yang mendiskreditkan Islam terus menuai reaksi dari belahan dunia. Ini menyusul pernyataan keras dari Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan yang menyebut Macron harus memeriksakan kesehatan mentalnya.
Akibat pernyataan Erdogan itu, Perancis menarik duta besarnya di Ankara sebagai bentuk protes. Sementara, beberapa negara telah mengambil sikap atas pernyataan Macron dengan memboikot produk-produk dari Perancis.
Sejak Jumat (23/10/2020), media sosial hampir di seluruh negara dibanjiri kritik terhadap Macron. Mulai dari barat hingga timur, termasuk Inggris, Kuwait, Qatar, Palestina, Mesir, Aljazair, Yordania, Arab Saudi, dan Turki.
Orang-orang menumpahkan kemarahannya dengan tagar bahasa Inggris #BoycottFrenchProducts dan #Islam dan #NeverTheProphet dalam bahasa Arab. Kampanye di media sosial telah menyebabkan beberapa asosiasi perdagangan Arab mengumumkan boikot terhadap produk-produk Perancis.
Perseteruan antar pemimpin dunia itu telah menggerakkan orang-orang di negara-negara yang mayoritas muslim mengorganisir aksi demonstrasi.
“Muslim adalah korban utama dari kultus kebencian, dilakukan oleh rezim kolonial dan diekspor oleh klien mereka sendiri. Menghina 1,9 miliar muslim dan kesucian mereka untuk sebuah kejahatan menjijikkan, berupa penyalahgunaan kebebasan berbicara. Hal itu hanya menyulut ekstremisme,” tulis Menteri Luar Negeri Iran Javad Zarif di Twitter-nya seperti dikutip dari Al Jazeera, Selasa (27/10/2020).
Kementerian Luar Negeri Pakistan pada hari Senin memanggil duta besar Perancis di Islamabad untuk memprotes pernyataan yang disampaikan Macron.
“Benih kebencian yang ditanam hari ini akan mempolarisasi masyarakat dan memiliki konsekuensi serius,” kata Menlu Pakistan, Shah Mehmood Qureshi.
Langkah tersebut dilakukan sehari setelah Perdana Menteri Pakistan Imran Khan menulis surat kepada pemilik Facebook, Mark Zuckerberg yang isinya meminta pelarangan konten Islamofobia. Hal ini serupa dengan tindakan Facebook yang menyensor peristiwa Holocaust.
Qureshi mengatakan Pakistan telah mendesak PBB untuk memperhatikan dan mengambil tindakan terhadap narasi berbasis kebencian terhadap Islam.
Demonstrasi mengecam pernyataan Macron juga terjadi di Suriah meski masih dilanda perang. Para demonstran yang geram membakar foto Macron. Demonstrasi juga terjadi ibukota Libya, Tripoli dengan aksi membakar bendera Perancis dan foto Macron.
“Sebagai muslim, adalah kewajiban kami untuk menghormati semua nabi. Jadi kami berharap hal yang sama dari semua agama lain,” kata ibu rumah tangga Fatima Mahmud (56) menjelang digelarnya demonstrasi di Tripoli. “Menuduh Islam dan muslim tidak akan menjaga perdamaian sosial di Perancis.”
Di Deir al-Balah, Jalur Gaza, warga Palestina membakar foto Macron. Mereka menyebut pernyataan Macron sebagai sebuah serangan dan penghinaan terhadap Islam.
“Kami mengutuk komentar Presiden Perancis dan siapapun yang menyinggung Nabi Muhammad, baik melalui kata-kata, tindakan, gerak tubuh, atau gambar,” kata Maher al-Huli, seorang pemimpin kelompok Hamas Palestina.
Dapat Dukungan Eropa
Di Lebanon, Hizbullah juga mengutuk penghinaan yang disengaja kepada Nabi Muhammad oleh Macron.
Rabaa Allah, sebuah faksi pro-Iran di Irak, mengatakan 1,5 miliar orang di seluruh dunia pada dasarnya telah dihina. Kelompok itu kemudian memperingatkan bahwa militannya siap untuk menanggapi kapan dan di mana saja.
Kementerian Luar Negeri Maroko juga mengutuk keras terbitnya karikatur Nabi Muhammad dalam sebuah pernyataan yang disiarkan oleh kantor berita resmi MAP.
Menteri Urusan Islam Yordania Mohammed al-Khalayleh mengatakan menghina nabi bukanlah kebebasan berekspresi, tetapi sebuah kejahatan yang mendorong terjadinya kekerasan.
Sementara itu, Jean-Luc Melanchon, ketua partai sayap kiri Perancis Unbowed France dan anggota parlemen juga mengecam Macron. “Macron benar-benar kehilangan kendali atas situasi. Dengan pernyataan Erdogan, Perancis direndahkan, dihina, dan diejek. Apa strategi Macron? Apa yang dia rencanakan selain berbicara di Twitter?”
Tetapi, Macron juga mendapat dukungan dari beberapa pemimpin komunitas Eropa. Pada hari Ahad, Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa, Joseph Borrell mengatakan kata-kata Erdogan tidak dapat diterima dan meminta Turki untuk menghentikan konfrontasi yang berbahaya itu.
“Maaf mengecewakan Anda, tetapi ini adalah cara hidup kami sebagaimana didefinisikan dalam sumpah kami. The European Way of Life, ” tulis Wakil Presiden Komisi Eropa, Margaritis Schinas di akun Twitter-nya.
“Sebenarnya, inilah cara hidup Anda sekarang,” tulis Menteri Luar Negeri Turki Fahrettin Altun membalas di Twitter.
Perdana Menteri Yunani, Kyriakos Mitsotakis juga mengatakan pidato kebencian yang disampaikan pemimpin Turki terhadap Perancis tidak dapat diterima, karena memicu kebencian agama. [wip]