(IslamToday ID) – China telah melangkahi dunia dalam komunikasi satelit. Negeri Tirai Bambu itu tidak hanya mengirim 13 satelit lagi ke orbit, tetapi juga berhasil menyelesaikan satelit pertama di dunia, yakni mengirimkan satelit uji komunikasi generasi keenam.
Perangkat tersebut dimasukkan ke luar angkasa oleh roket pembawa Long March-6 yang diluncurkan dari Pusat Peluncuran Satelit Taiyuan. Demikian seperti dilaporkan China Central Television (CCTV), Sabtu (7/11/2020).
Satelit 6G termasuk di antara tiga satelit China yang berhasil diluncurkan ke orbit, bersama dengan 10 satelit penginderaan jauh komersial yang dikembangkan oleh perusahaan Argentina Satellogic.
Dinamai berdasarkan Universitas Sains dan Teknologi Elektronik China (UESTC), satelit itu dikembangkan bersama oleh Chengdu Guoxing Aerospace Technology, UESTC, dan Beijing MinoSpace Technology.
Ini akan digunakan untuk memverifikasi kinerja teknologi 6G di luar angkasa, seiring pita frekuensi 6G akan berkembang dari frekuensi gelombang milimeter 5G ke frekuensi terahertz. Satelit tersebut adalah uji coba teknis pertama aplikasi komunikasi terahertz di luar angkasa, menurut Xu Yangsheng, seorang akademisi di Akademi Teknik China.
Teknologi ini diharapkan bisa 100 kali lebih cepat daripada 5G, memungkinkan transmisi lossless di luar angkasa, untuk mencapai komunikasi jarak jauh dengan output daya yang lebih kecil.
Menurut Lu Chuan, Kepala Institut Teknologi Industri Satelit UESTC, teknologi ini memungkinkan terahertz digunakan secara luas di internet satelit.
Ia menjelaskan, satelit tersebut membawa sistem beban optik penginderaan jauh untuk memantau bencana tanaman, mencegah kebakaran hutan, memeriksa sumber daya kehutanan, dan memantau pemeliharaan air dan banjir gunung, serta memberikan citra dan data satelit yang melimpah.
Menurut China Daily, teknologi 6G masih dalam tahap awal dan harus mengatasi beberapa rintangan teknis dalam penelitian dasar, desain perangkat keras, dan dampak lingkungannya, sebelum teknologi tersebut tersedia secara komersial.
Selain itu, beberapa ilmuwan khawatir bahwa infrastruktur baru 6G, peningkatan integrasi teknologi komunikasi luar angkasa-udara-darat-laut, dan penggunaan rentang frekuensi baru untuk mengirimkan data, dapat mempengaruhi instrumen astronomi atau kesehatan masyarakat, atau terlalu mahal atau tidak aman bagi peneliti untuk digunakan.
“Pembagian, analisis, dan pengelolaan data penelitian sangat penting untuk inovasi ilmiah dan teknologi di era data besar saat ini,” ucap Wang Ruidan, Wakil Direktur Pusat Infrastruktur Sains dan Teknologi Nasional dalam forum Beijing tentang penelitian ilmiah digital. [wip]