(IslamToday ID) – Di sebuah pelabuhan di Jepang bagian barat, terdapat tangki berbentuk bola yang siap digunakan untuk menyimpan energi masa depan negara.
Terminal impor di Kota Kobe, dijadwalkan akan mendapat pengiriman hidrogen pada bulan Maret. Selama 30 tahun ke depan, pengiriman bahan bakar tanpa emisi itu diharapkan meningkat untuk mengurangi pencemaran.
Seperti diketahui, pencemaran akibat bahan bakar fosil berat telah menempati urutan kelima dunia. Jepang pun berjanji untuk mengurangi gas rumah kaca sampai nol pada tahun 2050.
Pergeseran monumental tersebut mengharuskan Jepang untuk mengimpor bahan bakar menggunakan armada tanker khusus, menurut Kawasaki Heavy Industries (KHI) Ltd, pemilik tangki dan satu-satunya pengembang rantai pasokan hidrogen di negara itu.
Ini juga akan mewakili pasokan untuk industri yang baru lahir, yang diperkirakan BloombergNEF dapat memenuhi hampir seperempat kebutuhan energi dunia pada pertengahan abad.
“Hidrogen sangat diperlukan bagi Jepang untuk mencapai tujuan nol emisi,” kata Motohiko Nishimura, Kepala Pusat Pengembangan Proyek Hidrogen KHI dalam sebuah wawancara di Kobe, tempat perusahaan itu berada.
“Energi terbarukan saja tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan energi bangsa yang besar dan kuat,” tambahnya seperti dikutip dari Bloomberg, Senin (9/11/2020).
Sementara banyak negara memanfaatkan angin, matahari, dan baterai untuk mengintensifkan upaya menjauhi bahan bakar fosil dalam perang melawan perubahan iklim. Dan itu merupakan tantangan di Jepang yang berpenduduk padat.
Hidrogen menawarkan potensi terbesar untuk dekarbonisasi yang sulit dikurangi seperti baja, semen, dan transportasi berat. Itu bisa menjadi sangat penting karena penghasil emisi gas rumah kaca terbesar kelima di dunia memulai jalurnya menuju emisi nol alias bersih.
Yang pasti, hidrogen menimbulkan dilema dalam transisi energi bersih karena masih lebih murah memproduksi bahan bakar dari fosil daripada dari energi terbarukan. Namun, Uni Eropa dan Korea Selatan bertaruh pada hidrogen yang dihasilkan dari energi terbarukan menjadi lebih ekonomis karena biaya tenaga surya dan angin.
Shin Furuno, manajer senior di Asia Investor Group on Climate Change, menyatakan Jepang butuh investasi sebesar 425 miliar dolar AS untuk memenuhi hidrogen hingga 40 persen dari kebutuhan energi.
Ia mendasarkan estimasi tersebut pada ekstrapolasi peta jalan hidrogen Korea Selatan, yang memperkirakan investasi sebesar 136 miliar dolar AS untuk bahan bakar tersebut mencapai 20 persen dari kebutuhan energinya pada tahun 2050.
Konversi ke hidrogen akan menjadi gaung dalam perkembangan industri gas alam cair Jepang yang miskin sumber daya lebih dari 50 tahun yang lalu melalui investasi besar dalam infrastruktur impor dan dengan menjadi pembeli utama untuk berbagai proyek ekspor.
Jochen Eickholt, anggota dewan eksekutif di raksasa teknologi Jerman, Siemens Energy AG, mengatakan dalam sebuah wawancara di Singapura bahwa tidak butuh waktu sampai puluhan tahun bagi industri hidrogen untuk berkembang. “Tapi itu juga tidak akan terjadi dalam semalam.”
KHI sangat ingin membuat bola bergulir. Perusahaan ini menciptakan rantai pasokan global, memproduksi hidrogen dari batubara cokelat di Australia, membangun kapal dan tangki penyimpanan, serta fasilitas pembangkit listrik tenaga hidrogen untuk pembangkit listrik dan panas.
Menurut Nishimura dari KHI, untuk menjadi karbon-netral pada tahun 2050, Jepang harus mengimpor 36 juta ton hidrogen cair, lebih dari 100 kali lipat dari impor yang diproyeksikan pada tahun 2030, ketika komersialisasi bahan bakar di negara tersebut akan dimulai. [wip]