(IslamToday ID) – Penyelesaian wilayah di Jammu dan Kashmir yang sempat mengalami kebuntuan beberapa waktu lalu, kini akan kembali dilanjutkan. Hal ini diungkapkan oleh mantan politisi BJP Sudheendra Kulkarni yang menjadi pendukung vokal untuk melanjutkan proses dialog yang macet antara India dan Pakistan.
Mengutip dari Sputniknews, Jumat (13/11/2020), Kulkarni merasa bahwa perselisihan Kashmir yang telah berlangsung puluhan tahun tidak lagi menjadi sengketa bilateral yang hanya melibatkan India dan Pakistan.
“Jika dilihat dari peta sebelum tahun 1947 Jammu dan Kashmir, secara eksklusif tidak lagi di dalam India. Namun juga berada di Pakistan dan China,” katanya. Untuk itu diperlukan keterlibatan Beijing untuk menyelesaikan konflik dua wilayah tersebut.
“Beijing diperlukan untuk menyelesaikan secara damai sengketa wilayah yang telah berlangsung puluhan tahun itu,” lanjut Kulkarni.
Dibukanya kembali dialog ini tentunya akan menguntungkan bagi kedua negara, baik New Delhi maupun Islamabad, baik itu sehubungan dengan Afghanistan atau sehubungan dengan sengketa Kashmir.
“India dan Pakistan harus melanjutkan proses dialog bilateral mereka tanpa prasyarat. Dan pembicaraan harus mencakup semua masalah yang luar biasa, termasuk Kashmir dan terorisme. Agar pembicaraan berhasil, semua jenis kekerasan harus diakhiri,” kata pendiri Forum untuk Asia Selatan Baru, yang mengadvokasi kerja sama India-China-Pakistan tersebut.
Oleh karena itu, untuk penyelesaian masalah Jammu dan Kashmir yang komprehensif, damai, dan final, yang dibutuhkan adalah dialog dan kerja sama tiga negara yang melibatkan New Delhi, Islamabad, dan Beijing.
Kulkarni juga memendam harapan kepada presiden Amerika Serikat (AS) terpilih agar dapat memberikan dampak positif terhadap penyelesaian sengketa Jammu dan Khasmir.
“India harus berhenti mengharapkan Biden menjadi anti-Pakistan, dan Pakistan seharusnya tidak berharap dia menjadi anti-India. Hasil terbaiknya adalah jika AS, bersama dengan Rusia dan China, berupaya mendekatkan India dan Pakistan untuk solusi positif bagi masalah Afghanistan dan Kashmir,” pungkasnya. [wip]