(IslamToday ID) – Pemimpin politik Hamas, Ismail Haniyeh mengecam keras kesepakatan normalisasi Uni Emirat Arab (UEA) dengan Israel. “Sejarah tidak akan mengampuni negara-negara Arab yang mengakui Israel,” kata Haniyeh.
Dalam kesempatan itu, ia juga menyinggung tentang pembicaraannya dengan Gerakan Pembebasan Nasional Palestina, Fatah.
Mengutip dari Middle East Eye, Jumat (13/11/2020), saat disinggung mengenai pakta normalisasi oleh UEA baru-baru ini yang disepakati dengan Israel, Haniyeh mengatakan bahwa kesepakatan apapun yang dibuat negara Arab dengan Israel pada akhirnya akan mengancam negara itu sendiri.
“Kami tahu para pemimpin Israel lebih baik. Satu-satunya kepentingan Israel adalah mencari pijakan militer dan ekonomi di daerah-daerah yang dekat dengan Iran, ” paparnya.
“Mereka akan menggunakan negara Anda sebagai pintu masuk dan kami tidak ingin melihat UEA digunakan sebagai landasan oleh Israel,” lanjutnya.
Haniyeh menggambarkan UEA sebagai saudara yang telah mendukung Palestina. “Proyek zionis adalah proyek ekspansionis. Tujuannya adalah untuk menciptakan Israel yang lebih besar. Kami tidak ingin melihat UEA atau Bahrain atau Sudan digunakan sebagai kendaraan untuk proyek ini. Sejarah tidak akan ada ampun, orang tidak akan melupakan, dan hukum humaniter tidak akan memaafkan,” ujarnya.
Seperti diketahui, perjanjian UEA dan Bahrain dengan Israel yang ditandatangani di Gedung Putih bulan lalu, telah memicu spekulasi bahwa Arab Saudi bersiap untuk mengikuti jejak dua sekutu dekatnya di Teluk itu.
Pekan lalu, Pangeran Bandar bin Sultan, yang menjabat sebagai duta besar Saudi untuk Washington selama lebih dari 30 tahun, secara tidak langsung mengatakan jika para pemimpin Palestina selama ini telah gagal menyelesaikan konflik dengan Israel.
Di sisi lain pernyataan Pangeran Bandar ketika diwawancara dengan TV al-Arabiya dapat ditafsirkan sebagai tanda pelunakan kebijakan Raja Salman yang menolak mengakui Israel sebelum negara Palestina dibentuk. [wip]