ISLAMTODAY ID – Maraknya aksi protes terhadap Langkah pemerintah Prancis yang mengizinkan penerbitan ulang karikatur yang menghina Nabi Muhammad di Pakistan, mendorong pasukan keamanan Pakistan memblokir ibukota Islamabad.
Para pengunjuk rasa di kota Rawalpindi mencapai 5.000 orang. Aksi protes bahkan berlanjut hingga hari Senin (16/11).
Aksi massa tersebut diorganisir oleh para pendukung kelompok, Tehreek-e-Labbaik Pakistan (atau TLP).
Otoritas Pakistan menutup jalan utama menuju ibu kota Islamabad di hari kedua protes anti-Prancis. Kabel dan kontainer berduri digunakan keamanan untuk memblokir semua jalan raya utama yang menuju ke ibu kota.
Aksi protes tersebut mengakibatkan terjadinya penundaan komuter pada rute alternatif ke kota,dan penangguhan layanan telepon seluler selama lebih dari 24 jam.
Bentrokan
Video yang beredar menunjukkan adanya baku hantam antara pengunjuk rasa dengan polisi. Para pengunjuk rasa melempari polisi dengan batu, sebaliknya polisi menembakkan gas air mata dan meriam air.
“Situasi berubah menjadi kekerasan di sini,” ungkap Ijaz Ahmed, jurnalis di Islamabad.
“Bentrokan sesekali masih berlanjut karena pasukan keamanan berusaha menahan para pengunjuk rasa menggunakan gas air mata dan meriam air,” imbuhnya, dilansir dari TRT World.
Pernyataan Anti-Islam Macron
Tercatat adanya sejumlah aksi protes di Pakistan selama beberapa pekan terakhir. Gelombang aksi protes ini terjadi sebagai tanggapan atas pernyataan Presiden Prancis Emmanuel Macron yang menentang Islam.
Diketahui, semua penggambaran terhadap Nabi Muhammad dilarang dalam ajaran Islam.
Awal bulan ini, Macron menuduh Muslim Prancis terlibat “separatisme” dan menggambarkan Islam sebagai “agama yang mengalami krisis di seluruh dunia.”
‘Kampanye Islamofobia Sistematis’
Pernyataan Macron ini memicu kemarahan di seluruh dunia Muslim. Puluhan ribu orang Pakistan, Iran, dan negara-negara Muslim di Asia Selatan hingga Asia Tenggara melakukan aksi protes anti-Prancis dan gerakan boikot produk Prancis.
Sebelumnya, Pakistan mengajukan keluhan kepada Prancis atas apa yang disebutnya “kampanye Islamofobia sistematis” di negara Eropa itu.
Perdana Menteri Imran Khan menuding Presiden Prancis menyerang Islam dan mendesak negara-negara Islam untuk bekerja sama melawan penindasan di Eropa.[Res]