ISLAMTODAY ID — Surat Kabar Armenia di Amerika Serikat (AS) baru-baru ini menerbitkan artikel opini yang mendesak penggunaan senjata pemusnah massal (WMD) yang dilarang secara universal terhadap Azerbaijan dan penduduk sipilnya.
Artikel yang ditulis oleh Stepan Altounian itu mendesak agar pemerintah Armenia untuk menggunakan senjata nuklir apa pun yang tersedia untuk mengubah ibu kota Azerbaijan, Baku, menjadi gurun selama 5.000 tahun ke depan.
“Saya, seperti mungkin semua orang Armenia, sangat terpukul tetapi belum tentu terkejut atas berita bahwa Armenia kalah dari Azeri,” tulis Altounian, ia merujuk pada peristiwa menyerahnya Armenia kepada Azerbaijan pada 10 November dalam konflik di Nagorno-Karabakh.
Pertempuran sengit yang pecah pada 27 September berakhir beberapa pekan kemudian ketika penjajah Armenia mundur dari wilayah yang diakui secara internasional sebagai bagian dari Azerbaijan.
Dalam tulisan kontroversial yang didukung dan diterbitkan oleh grup media Asbarez itu, Stepan Altounian bertanya, “di mana opsi nuklirnya?” saat pemerintah dan PBB mendesak pelucutan senjata nuklir.
“Mengapa tidak mengambil limbah nuklir dari Metzamor dan membuat bom kotor?” tulisnya.
“Dua orang bisa memainkan permainan itu dan kami harus melakukannya. Itu pasti akan membuat mereka berpikir dua kali jika kami bisa mengubah Baku menjadi gurun radioaktif selama 5.000 tahun ke depan,” imbuh Altounian.
Tuduhan bahwa Turki dan Azerbaijan menggunakan senjata terlarang terhadap Armenia tidak pernah dilaporkan oleh badan-badan PBB atau media independen.
Konsulat Jenderal Azerbaijan di Los Angeles segera mengecam keras media Armenia itu dan mendesak penegak hukum AS untuk melakukan penyelidikan.
“Koran Dashnak Armenia yang berbasis di Los Angeles, Asbarez, menerbitkan artikel yang menyarankan serangan Armenia di Baku, Azerbaijan, untuk mengubahnya menjadi ‘gurun radioaktif selama 5.000 tahun ke depan.’ Kami meminta FBI dan LAPD untuk menyelidikinya,” jelas Konsul Azerbaijan di Los Angeles dalam pernyataan.
Konsul Jenderal Azerbaijan mengatakan bahwa ancaman teroris oleh warga Armenia terhadap rakyat Azerbaijan adalah hal yang biasa terjadi.
”Sayangnya, ini bukan pertama kalinya kami menyaksikan ancaman teroris seperti itu terhadap Azerbaijan,” ungkap Nasimi Aghaye, dilansir dari Anadolu.
Menurut Nasimi Aghayev, hal itu adalah akibat dari pola pikir yang sakit, yang dibentuk oleh kebencian anti-Azerbaijan yang mengakar, Azerbaijanofobia, yang mendorong kekerasan dan kehancuran.
“Saya berharap lembaga penegak hukum Amerika akan terus waspada terhadap ancaman tersebut dan melakukan penyelidikan yang tepat atas promosi kekerasan yang keterlaluan oleh kelompok-kelompok yang berbasis di AS,” tandasnya.[AA]