ISLAMTODAY ID — Korea Selatan (Korsel) dilaporkan mengerahkan pasukan militernya sebagi aksi balasan atas penyitaan yang dilakukan Iran terhadap salah satu kapal tankernya.
Korsel hendak bekerja sama dengan negara lain untuk beroperasi di Kawasan Teluk Arab.
Pasukan Garda Revolusi Iran (IRGC) Senin (4/1/2021) lalu mengumumkan kapal mereka Zulfiqar menyita kapal tanker Korsel yang beroperasi di Distrik Pertama Maritim Iran di Teluk.
“Sebab melanggar sejumlah hukum lingkungan maritim,” jelas pasukan Garda Revolusi Iran (IRDC).
Kapal tanker Hankuk Chemi itu baru keluar dari pelabuhan di Jubail, Arab Saudi.
Kapal tanker yang membawa 7.200 ton minyak berbahan kimia itu membawa awak kapal dari Korsel, Indonesia, Vietnam dan Myanmar.
IRGC mengatakan kapal dan awaknya ditahan di pelabuhan Bandar Abbas di Iran.
“Masalah ini akan ditangani pejabat peradilan,” tandasnya.
Media AS, Newsweek pada Selasa (5/1) melaporkan aksi tanggapan Kementerian Pertahanan Korsel yang menyebut pihaknya telah ‘mengirim pasukan anti-pembajak di dekat Selat Hormuz’. Korsel juga meminta dukungan dari International Maritime Security Construct.
Untuk diketahui koalisi 9 negara yang dipimpin Amerika Serikat (AS) dibentuk untuk mencegah Iran menyabotase atau menyita kapal-kapal internasional usai pergolakan pada 2019 di Selat Hormuz.
“(Seoul ingin) kerja sama erat antara pasukan anti bajak laut angkatan laut Korsel dan multinasional,” ujar Kemhan Korsel.
Selat Hormuz salah satu jalur perminyakan paling penting di dunia. Selat itu menjadi salah satu titik ketegangan antara AS dan Iran sejak tahun 2017 lalu.[IZ]