(IslamToday ID) – China bereaksi keras dengan sikap Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden yang menyatakan mendukung negara-negara ASEAN menolak klaim Beijing atas Laut China Selatan (LCS).
Kementerian Pertahanan China menyatakan bahwa setiap upaya menghentikan langkah mereka adalah misi yang tidak mungkin terwujud.
Selain untuk negara Asia Tenggara, pemerintahan Biden juga menegaskan dukungan AS bagi para sekutu, seperti Jepang, Korea Selatan, dan Taiwan. Itu menandakan sebuah penolakan Washington atas klaim teritorial China yang disengketakan di wilayah-wilayah tersebut.
“Fakta menunjukkan bahwa menahan China adalah misi yang mustahil, dan hanya akan merugikan diri Anda sendiri,” kata Juru Bicara Kementerian Pertahanan Wu Qian, Kamis (28/1/2021) seperti dikutip dari AFP.
Ketegangan militer antara kedua negara adidaya itu memburuk di bawah mantan Presiden AS Donald Trump. Trump menggunakan sikap agresif terhadap titik-titik konflik kawasan seperti Taiwan dan Laut China Selatan.
China pada saat yang sama menggelontorkan miliaran dolar untuk membenahi militer, sejalan dengan ambisi Presiden Xi Jinping untuk menjadikan Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) sebagai kekuatan tempur kelas dunia.
“Hubungan militer China-AS saat ini berada pada titik awal bersejarah baru dengan kedatangan pemerintahan Biden,” kata Wu.
Ia mendesak AS mengedepankan sikap non-konfrontatif serta saling menghormati.
Sementara itu, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Zhao Lijian mengatakan bahwa konflik di Laut China Selatan harus diselesaikan dengan negara-negara yang terlibat langsung.
Ketegangan China-AS memang tidak menunjukkan tanda-tanda mereda di bawah pemerintahan Biden. Baru-baru ini AS mengerahkan sekelompok kapal perang ke Laut China Selatan untuk menggelar latihan kebebasan bernavigasi.
Kedatangan kapal induk AS itu bertepatan ketika Taiwan melaporkan sejumlah jet tempur dan pesawat pengebom China menerobos zona pertahanan udaranya.
Latihan militer ini merupakan yang pertama digelar AS di era kepemimpinan Joe Biden. Manuver kapal perang AS itu memicu amarah China yang selama ini mengklaim hampir seluruh wilayah Laut China Selatan.
Klaim tersebut tumpang tindih dengan sejumlah negara di Asia Tenggara hingga menjadikan perairan itu rawan konflik terbuka. Sebagai tanggapan, Angkatan Laut China menggelar latihan perang di Laut China Selatan. [wip]