(IslamToday ID) – Situasi Myanmar pasca kudeta militer masih belum kondusif. Hal itu ditandai dengan banyaknya aksi turun ke jalan untuk menentang penggulingan pemerintahan Aung San Suu Kyi dalam beberapa hari terakhir.
Junta Myanmar, yang saat ini mengendalikan pemerintahan, akhirnya memutuskan untuk memberlakukan jam malam dan melarang pertemuan lebih dari lima orang di Yangon dan Mandalay, dua kota terbesar di negara itu.
Detailnya, peraturan baru tersebut akan melarang pertemuan di setidaknya tujuh daerah di Yangon dan Mandalay, dengan lebih banyak kota diharapkan mengeluarkan keputusan serupa. Demikian seperti dilaporkan The Guardian, Selasa (9/2/2021).
Selain itu, penduduk juga akan dilarang meninggalkan rumah mereka antara jam 8 malam hingga jam 4 pagi, menurut perintah yang dikeluarkan pada Senin (8/2/2021) malam waktu setempat, yang mana akan tetap berlaku sampai pemberitahuan lebih lanjut.
Sementara, imbauan militer itu sepertinya tidak digubris. Kelompok penentang penggulingan kekuasaan sipil Myanmar kembali melakukan aksi protes. Mereka juga menentang peringatan pelarangan pertemuan dan jam malam yang baru saja disampaikan para jenderal militer.
Pada Selasa pagi, protes baru muncul di berbagai bagian Yangon, termasuk di dekat markas Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD), partainya Aung San Suu Kyi, yang ditahan militer pada hari pertama kudeta.
Para pengunjuk rasa membawa plakat anti-kudeta bertuliskan “Kami ingin pemimpin kami”, mengacu pada Suu Kyi, dan “Tidak ada kediktatoran”.
Di kotapraja San Chaung, di mana pertemuan besar secara khusus dilarang – sejumlah guru berbaris di jalan utama, melambaikan hormat tiga jari yang telah menjadi ciri khas para pengunjuk rasa.
“Kami tidak khawatir dengan peringatan mereka. Itu sebabnya kami keluar hari ini. Kami tidak dapat menerima alasan mereka melakukan penipuan suara. Kami tidak ingin ada kediktatoran militer,” kata guru Thein Win Soe kepada AFP.
Ketua Junta Militer Jenderal Min Aung Hlaing dalam pidatonya, yang disiarkan televisi pada Senin malam membenarkan perebutan kekuasaan. Sementara pihak militer telah menyatakan akan segera mengambil tindakan tegas terhadap para pengunjuk rasa. [wip]