(IslamToday ID) – Pemandangan para tunawisma yang tidur atau sekadar beristirahat di taman atau pinggir-pinggir jalan di Kota Kuala Lumpur, Malaysia bukan sesuatu yang aneh. Banyak dari mereka yang tidak pernah mengecap pendidikan, termasuk pendidikan agama.
Keprihatinan ini membuat Wan Kamariah Daud (69) mendirikan Laman Ngaji, sebuah warung makan bagi tunawisma di Chow Kit. Di warung makan ini, para tunawisma tidak hanya mendapatkan makanan gratis, tetapi juga tempat di mana mereka bisa belajar lebih banyak tentang Islam, ibadah wajib dan membaca Alquran, melalui kelas-kelas agama yang diadakan dua kali sepekan, yakni setiap Rabu dan Kamis.
Menurut pria yang lebih akrab disapa Mak Wan itu, ide mendirikan kelas agama Islam dimulai pada 2017 ketika ia dan seorang ustaz yang dikenal sebagai Ustaz Muhammad Syafiq Husni Zain (36), menggelar salat berjamaah dengan para tunawisma di area parkir mobil setelah membagikan makanan gratis kepada mereka.
“Ketika kami bertanya kepada mereka apa lagi yang mereka butuhkan atau inginkan, mereka mengatakan kepada kami bahwa mereka ingin belajar membaca Alquran, belajar lebih banyak tentang ibadah fardu’ain,” katanya seperti dikutip dari Bernama, Selasa (9/3/2021).
“Mereka ingin belajar lebih banyak tentang Islam dan lebih dekat dengan Allah, tapi malu ke masjid karena sudah tua dan pakaiannya kotor,” tambahnya.
Menurut Mak Wan, percakapan dengan para tunawisma itulah yang mendorongnya untuk memulai kelas agama. Awalnya ia mengadakan kelas di rumahnya, namun seiring dengan bertambahnya jumlah peserta, ia dan ustaz memutuskan untuk memiliki ruang yang lebih besar untuk keperluan tersebut dan membuka Warung Makan Sahabat di Chow Kit pada November tahun lalu.
Sebelumnya, Mak Wan merupakan seorang pecandu narkoba dan pernah mengunjungi pusat rehabilitasi narkoba beberapa kali. Ia bersyukur dapat terlepas dari jeratan “dunia gelap” dan mencoba untuk menarik lebih banyak orang dari jurang kegelapan itu.
“Awalnya untuk para tunawisma, kini warga di daerah itu, termasuk fakir miskin, anak-anak mereka, dan para mualaf juga ikut kelas,” tambahnya. [wip]