ISLAMTODAY ID—China menuduh Washington mendorong para separatis Taiwan untuk bertindak setelah sebuah kapal perang AS berlayar melalui Selat Taiwan, dalam apa yang oleh Pentagon anggap sebagai kebebasan transit navigasi “rutin”.
USS ‘Curtis Wilbur’, sebuah kapal perusak kelas Arleigh Burke, melintasi selat Taiwan pada hari Selasa (18/5).
Kapal tersebut melewati jalur air penting yang memisahkan daratan China dari Taiwan, yang dipandang Beijing sebagai bagian dari wilayahnya sendiri.
Angkatan Laut AS menggambarkan perjalanan itu sebagai misi rutin yang bertujuan untuk menunjukkan “komitmen AS terhadap Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka”.
Lebih lanjut, AL AS bersumpah untuk terus “terbang, berlayar, dan beroperasi di mana saja” yang dapat dilakukannya, tanpa melanggar hukum internasional.
Beijing, yang melihat unjuk kekuatan berulang kali oleh AS di selat itu sebagai provokatif, telah membalas, menuduh pemerintahan Presiden Joe Biden mengobarkan ketegangan di wilayah tersebut.
“Tindakan AS mengirimkan sinyal yang salah kepada pasukan ‘kemerdekaan Taiwan’, dengan sengaja mengganggu situasi di kawasan dan membahayakan perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan,” ungkap Kolonel Senior Zhang Chunhui, jubir Komando Teater Timur Tentara Pembebasan Rakyat (PLA), hari Rabu (19/5), seperti dilansir RT, Rabu (19/5).
Meskipun AS, bersama dengan sebagian besar negara di dunia, belum secara resmi mengakui Taiwan, namun Taiwan tetap menjadi sekutu terbesar pulau itu.
Biden tidak menyimpang dari dukungan lama AS untuk Taipei,bahkan semakin memperdalam hubungan diplomatik dengan pulau itu dengan “meliberalisasi pedoman kontak” dengan para pejabat Taiwan dan mengirim delegasi berpangkat tinggi untuk pertemuan bulan lalu.
Tawaran Washington ke Taiwan telah memicu teguran dari China, memperburuk ketegangan yang membara di wilayah tersebut. Sekitar waktu kunjungan tersebut, Beijing mengadakan latihan militer di Selat Taiwan untuk melawan politisi “separatis” dan “kolusi Taiwan-AS”, yang memperingatkan pemerintahan Biden agar tidak “bermain api”.
Taiwan, didukung oleh dukungan AS, mengatakan bahwa pihaknya “sangat bersedia” untuk bekerja sama dengan Washington dan negara-negara yang “berpikiran sama” untuk menghalangi Beijing.
Sementara itu, kepala perencanaan strategis Kementerian Pertahanan Taiwan mencatat bahwa pulau itu berusaha untuk membeli peluru kendali udara ke darat (ASM) dengan jangkauan hampir 1.000 km (621 mil) dari AS.
Sistem tersebut, jika penjualannya disetujui oleh Washington, akan memungkinkan militer Taiwan untuk berpotensi menyerang target di dalam daratan China. (Resa/RT)