ISLAMTODAY — Pemerintah Republik Indonesia menekankan, negosiasi untuk mengakhiri pendudukan Israel di Palestina harus segera dilakukan setelah gencatan senjata antara Israel dengan Hamas.
Hal itu disampaikan Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi dalam pertemuan tertutup bersama Presiden Majelis Umum PBB serta para menlu lainnya yang hadir dalam sidang Majelis Umum PBB, Kamis (20/5).
“Saya sampaikan pentingnya semua negara yang hadir agar menggunakan pengaruhnya agar isu mendasarnya yaitu penjajahan dapat diselesaikan,” jelas Menlu RI Retno dalam konferensi pers virtual, Kamis (20/5) malam waktu New York atau Jumat pagi waktu Jakarta.
Menurutnya, seluruh menlu yang menghadiri pertemuan tersebut menekankan pentingnya memberikan tekanan agar negosiasi dapat segera dilakukan.
Retno Marsudi mengungkapkan, para menlu meyakini situasi serupa akan terus terulang apabila inti masalah konflik Israel-Palestina tidak dapat diselesaikan.
Adapun gencatan senjata tersebut berlaku mulai Jumat pukul 02.00 waktu Israel atau Palestina.
Menlu RI Retno Marsudi sebelumnya telah menyampaikan pernyataannya dalam pertemuan Majelis Umum PBB terkait isu Palestina di New York, Amerika Serikat, Kamis.
Indonesia mendesak majelis umum PBB menghentikan kekerasan, membentuk tim internasional di Yerusalem, memastikan akses bantuan kemanusiaan, serta mendorong dimulainya negosiasi multilateral yang kredibel.
Retno menuturkan, pertemuan yang dijadwalkan hanya berlangsung satu hari kemudian diperpanjang satu hari lagi karena banyaknya negara yang akan berbicara.
“Kita harus bisa mencegah terulangnya kekejaman di masa depan,” pungkas Retno Marsudi.
Menlu RI ini juga mendesak Majelis Umum PBB segera bertindak menghentikan kekerasan demi mencegah jatuhnya korban yang lebih banyak lagi.
Indonesia mendesak Majelis Umum PBB menuntut gencatan senjata yang dihormati dan diterapkan secepatnya.
Indonesia kemudian menyerukan Majelis Umum PBB dan pihak lainnya meningkatkan pemberian bantuan kemanusiaan kepada rakyat Palestina yang terdampak serangan Israel.
Retno Marsudi menegaskan bahwa, Majelis Umum PBB harus memastikan Israel mengizinkan pengiriman bantuan, termasuk ke Jalur Gaza.
Indonesia juga menyerukan agar Majelis Umum PBB mengejar negosiasi multilateral yang kredibel demi mencapai perdamaian di Palestina yang berbasis pada”two-state solutions”.
“Kita tidak boleh membiarkan rakyat Palestina tidak memiliki pilihan lain selain menerima ketidakadilan selama sisa hidup mereka,” tegas Menlu Retno.
Pertemuan berikutnya akan dilakukan pada minggu depan.
Hingga Kamis, setidaknya 230 warga Palestina telah tewas, termasuk 65 anak-anak dan 36 perempuan, sementara 1.620 lainnya terluka akibat serangan Israel sejak 10 Mei.
Sementara itu, 12 orang Israel juga tewas akibat tembakan roket Palestina dari Jalur Gaza.
Ketegangan yang dimulai di Yerusalem Timur selama bulan suci Ramadan menyebar ke Gaza sebagai akibat dari serangan Israel terhadap jamaah di kompleks Masjid al-Aqsa dan lingkungan Sheikh Jarrah.
Israel menduduki Yerusalem Timur, tempat Al-Aqsa berada, selama perang Arab-Israel 1967 dan mencaplok seluruh kota pada tahun 1980, sebuah langkah yang tidak pernah diakui oleh komunitas internasional.[AA]