ISLAMTODAY ID–Rusia telah menandatangani kesepakatan dengan Pakistan untuk membangun pipa gas utama yang menghubungkan pelabuhan Karachi di selatan negara itu ke pusat industri di utara.
Kesepakatan itu akan menjadi yang terbesar antara Moskow dan Islamabad sejak tahun 1970-an.
Menteri Energi Rusia Nikolay Shulginov dan Duta Besar Pakistan, Shafqat Ali Khan, menandatangani revisi perjanjian tentang proyek tersebut di Moskow pada hari Jumat (28/5).
Langkah ini membuka jalan untuk dimulainya konstruksi dalam waktu dekat.
Untuk diketahui pipa yang dijuluki ‘Aliran Pakistan’ itu membentang lebih dari 1.100 kilometer.
Menurut pernyataan Kementerian Energi, pipa tersebut diharapkan memiliki kapasitas pembuangan hingga 12,3 miliar meter kubik gas alam per tahun.
Pipa tersebut akan menghubungkan terminal gas alam cair di Karachi dan kota pelabuhan lain, Gwadar, dengan pembangkit listrik dan pusat industri di wilayah utara Pakistan Punjab yang mencakup kota Lahore.
“Kedua negara “melakukan upaya besar” dalam mempersiapkan amandemen kesepakatan,” ungkap Shulginov, seperti dilansir dari RT, Jumat (28/5).
Dia juga menambahkan bahwa penandatanganan perjanjian akan memungkinkan mereka untuk memulai pembangunan “secepat mungkin.”
Sementara itu, kesepakatan itu akan “membantu Pakistan memperkuat keamanan energinya dan meningkatkan ketergantungannya pada gas alam sebagai sumber energi yang ramah lingkungan,” tambah menteri itu.
Tahun lalu, seorang pejabat Pakistan mengatakan kepada Bloomberg bahwa pembangunan dapat dimulai paling cepat Juni, tetapi para pejabat di Rusia belum mengkonfirmasi informasi ini.
Proyek, yang diperkirakan menelan biaya USD 2,25 miliar menurut media Pakistan, akan melibatkan pendirian perusahaan Kendaraan Tujuan Khusus (SPV) yang dioperasikan bersama oleh Inter State Gas Systems Pakistan dan beberapa perusahaan Rusia, termasuk TMK.
Untuk diketahui, perusahaan TMK merupakan sebuah perusahaan yang adalah salah satu pemasok pipa baja terkemuka di dunia untuk industri minyak dan gas, berbisnis di Rusia, AS, dan Kanada, di antara negara-negara lain.
Berdasarkan perjanjian tersebut, Pakistan dilaporkan akan memiliki 74% saham di operator pipa tersebut sementara Rusia akan memiliki 26% sisanya.
Perjanjian awal pembangunan pipa ditandatangani kembali pada tahun 2015 tetapi kemudian ditinjau kembali.
Proyek ini akan menjadi kesepakatan infrastruktur terbesar antara Pakistan dan Rusia setidaknya sejak awal tahun 1970-an, ketika Uni Soviet membangun kompleks industri Pabrik Baja Pakistan di Port Qasim, dekat Karachi.
“Pakistan Stream tetap menjadi proyek andalan dalam kerja sama bilateral antara Rusia dan Pakistan dan kedua negara memprioritaskan masalah ini,” ujar Shulginov.
(Resa/RT)